Banner

Menteri: Produksi minyak Saudi pulih

Menteri Energi Kerajaan Arab Saudi Pangeran Abdulaziz Bin Salman pada Pekan Energi Rusia di Moskow, Kamis (3/10/2019). (Saudi Press Agency/SPA)

Jakarta (Indonesia Window) – Arab Saudi telah memulihkan produksi minyaknya sedemikian seperti sebelum serangan terhadap instalasi Aramco beberapa waktu lalu, ujar Menteri Energi Kerajaan Saudi Pangeran Abdulaziz Bin Salman pada hari ketiga Pekan Energi Rusia di Moskow, Kamis (3/10).

“Kami bahkan melampaui kapasitas produksi yang stabil sebesar 9,9 juta barel per hari (bph). Kami saat ini berada pada posisi 11,3 juta barel per hari. Seperti yang telah kami katakan sebelumnya pada akhir November, kami akan kembali beroperasi,” kata Pangeran Abdulaziz, lapora Kantor Berita Arab Saudi (SPA).

Serangan 14 September terhadap fasilitas pemrosesan minyak utama Saudi Aramco di Abqaiq dan Khurais telah menghentikan sementara pasokan sekitar 5,7 juta barel minyak mentah per hari, atau sekitar lima persen dari pasokan global, serta dua miliar kaki kubik gas.

Administratur Informasi Energi Amerika Serikat memperkirakan bahwa Arab Saudi memproduksi 9,9 juta barel minyak mentah per hari pada Agustus.

“Dengan perjanjian kami dengan OPEC +, kami seharusnya memproduksi 10,3 juta barel per hari. Kami memilih untuk secara sukarela mengurangi produksi minyak kami ke level yang lebih rendah dari itu,” tambahnya.

Banner

OPEC dan mitra produsennya yang dipimpin oleh Rusia, yaitu sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC +, tahun lalu setuju untuk memotong pasokan minyak sebesar 1,2 juta barel per hari (bph) guna mendukung harga. Pemotongan tersebut mulai berlaku pada 1 Januari.

“Saya ingin melanjutkan … dalam industri energi di Arab Saudi, kami punya beberapa tantangan. Kami telah mendapatkan IPO (Penawaran Umum Perdana) dan kami ingin memastikan itu adalah IPO yang sukses,” kata Pangeran Abdulaziz.

Para pemimpin energi dari seluruh dunia telah bersidang di Moskow selama sepekan guna membahas berbagai hal mulai dari prospek energi global hingga tantangan dalam pengembangan energi terbarukan.

Pada hari kedua Pekan Energi Rusia, panel membahas bagaiman menjaga konektivitas energi di dunia yang tidak stabil di mana Pangeran Abdulaziz menyoroti permintaan di masa depan.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan