Jakarta (Indonesia Window) – Pelonggaran kebijakan pembatasan kegiatan ekonomi/sosial oleh Pemerintah Swiss yang berlaku sejak 26 Juni 2021 diharapkan dapat meningkatkan ekspor Indonesia ke negara Eropa Barat tersebut.
Kementerian Koordinator Perekonomian Swiss (SECO) menyatakan pelonggaran tersebut telah memicu pemulihan ekonomi yang lebih cepat, menurut keterangan tertulis dari Kedutaan Besar RI di Bern yang diterima di Jakarta, Kamis.
SECO memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) Swiss tahun 2021 meningkat 3,6 persen dari 3 persen pada Maret lalu.
Ekonomi swiss diharapkan akan memasuki pertumbuhan positif sampai dengan akhir tahun 2021, setelah pada triwulan pertama 2021 mengalami pertumbuhan negatif 0.5 persen, dibandingkan tahun 2020 yang turun hingga -2,9 persen.
Duta Besar RI untuk Swiss dan Liechtenstein, Muliaman Hadad, memperkirakan pada triwulan III dan IV tahun 2021, neraca perdagangan Indonesia terhadap Swiss masih akan meningkat sebagaimana periode yang sama tahun lalu.
Relaksasi kegiatan masyarakat di Swiss akan mendorong peningkatan kegiatan perekonomian di negara berpenduduk 8,5 juta jiwa ini, sehingga diharapkan akan meningkatkan permintaan produk-produk Indonesia.
Hubungan Indonesia dan Swiss semakin meningkat tidak saja antarpemerintah, namun juga antarpebisnis, dan masyarakat.
Tahun 2021 merupakan tahun perayaan peringatan 70 tahun hubungan Indonesia dan Swiss, sejak dibukanya hubungan diplomatik kedua negara pada tahun 1951.
Laporan: Redaksi