Jakarta (Indonesia Window) – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerja sama dengan Lembaga Penelitian untuk Kemanusiaan dan Alam (RIHN) Jepang beberapa waktu lalu memasang toilet pengompos di SD Negeri Babakan Sinyar 210 Kota Bandung, Jawa Barat.
“Toilet pengompos merupakan salah satu teknologi yang dikembangkan Loka Penelitian Teknologi Bersih LIPI. Proyek ini sudah berjalan beberapa tahun dan menghasilkan teknologi skala rintisan, publikasi internasional, paten, dan pendanaan penelitian,” jelas Kepala Loka Penelitian Teknologi Bersih (LPTB) LIPI, Ajeng Arumsari dalam situs jejaring LIPI yang dikutip di Jakarta, Ahad.
Teknologi toilet pengompos tersebut dapat mengolah limbah kotoran manusia menjadi pupuk dan pupuk cair.
Peneliti LPTB LIPI, Neni Sintawardani, mengatakan toilet yang dirancang sebagai toilet duduk tersebut memungkinkan urin dipisahkan dari tinja, sekaligus menjaga kebersihan fasilitas tersebut.
Dia menjelaskan, pihaknya juga terus mengamati perubahan perilaku dan pandangan siswa dalam menjaga kualitas sanitasi serta pola pengumpulan urin di toilet pengompos tersebut.
Sementara itu, perwakilan RIHN, Ken Ushijima, menjelaskan bahwa toilet pengompos ini merupakan bagian dari proyek Sanitation Value Chains yang terdiri atas enam negara, termasuk Indonesia.
“Proyek internasional ini melibatkan banyak disiplin ilmu seperti ekonomi, teknologi, desain visual, hingga kemanusiaan. Termasuk menciptakan nilai dari kegiatan sanitasi,” jelasnya.
Kepala Sekolah SDN Babakan Sinyar 210 Kota Bandung, Memi Sumiati, gembira karena sekolahnya menjadi lokasi proyek penerapan toilet pengompos pertama pada tingkat sekolah dasar.
“Toilet pengompos ini juga menjadi wahana untuk melatih karakter dan kebiasaan baik dalam menjaga lingkungan,” ujarnya.
Sanitasi dasar didefinisikan sebagai memiliki akses terhadap fasilitas pembuangan kotoran manusia (tinja dan urin) yang aman, serta memiliki kemampuan untuk menjaga kondisi higienis, melalui layanan seperti pengumpulan sampah, pengelolaan limbah industri/B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), serta pengolahan air limbah dan pembuangan limbah.
Laporan: Redaksi