Jakarta (Indonesia Window) – Krisis hubungan antara Rusia dan Amerika Serikat saat ini bermula dari kebijakan Washington dan pernyataan tertentu oleh pejabat senior AS yang mengancam runtuhnya hubungan bilateral, kedutaan Rusia untuk Amerika Serikat mengatakan pada Rabu (17/3), menurut Kantor Berita TASS.
“Situasi saat ini berasal dari kebijakan Washington yang disengaja. Faktanya, Washington telah dengan sengaja mendorong kerja sama bilateral ke jalan buntu dalam beberapa tahun terakhir,” tulis kedutaan di akun Facebook-nya.
Tulisan itu melanjutkan, kebijakan non-konstruktif pemerintah AS terhadap negara kami bukan untuk kepentingan Rusia. Amerika Serikat dan pernyataan sembrono tertentu dari pejabat senior AS menimbulkan ancaman kehancuran total bagi hubungan bilateral, yang sudah terlalu konfrontatif.
Presiden AS Joe Biden mengatakan sebelumnya dalam sebuah wawancara dengan ABC News bahwa pihak berwenang Rusia harus “membayar harga” atas dugaan campur tangan mereka dalam pemilihan AS.
Pewawancara George Stephanopoulos bertanya tentang reaksi Biden terhadap rilis laporan yang tidak diklasifikasikan oleh kepala kantor intelijen AS, yang mengklaim bahwa pihak berwenang Rusia diduga berusaha mendiskreditkan Biden dan Partai Demokrat AS-nya selama kampanye pemilu tahun lalu.
“Dia akan membayar harga,” kata pemimpin AS itu, mengacu pada Putin.
Apalagi, Biden memberikan jawaban tegas atas pertanyaan apakah dia yakin Putin sebagai pembunuh.
Seperti yang dikatakan Juru Bicara Kepresidenan Rusia Dmitry Peskov kepada media pada Rabu, Kremlin menganggap tuduhan tentang intervensi Rusia dalam pemilihan AS 2020 sama sekali tidak berdasar dan tidak memiliki bukti apa pun.
“Kami hanya dapat sekali lagi menyuarakan penyesalan bahwa file-file semacam itu – yang jauh dari kualitas apapun – digunakan, kemungkinan besar, sebagai dalih untuk memasukkan masalah sanksi baru terhadap negara kami ke dalam agenda,” kata Peskov.
Laporan: Redaksi