Jakarta (Indonesia Window) – Penanaman modal asing (PMA) di sektor manufaktur mencapai 190,1 triliun rupiah pada 2020, atau tumbuh 33 persen dibandingkan capaian 2019 senilai 143,3 triliun rupiah.
Realisasi investasi industri manufaktur tersebut berkontribusi hingga 46,1 persen dari total nilai PMA sebesar 412,8 triliun rupiah pada tahun 2020.
Pemerintah bertekad untuk terus menciptakan iklim investasi yang kondusif di tanah air melalui implementasi berbagai kebijakan strategis, seperti memberikan insentif dan kemudahan izin usaha bagi para pelaku industri, kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam keterangan tertulis pada Selasa (26/1).
Apalagi, investasi di sektor industri memberikan efek yang luas bagi perekonomian nasional, di antaranya mendorong peningkatan nilai tambah bahan baku dalam negeri, meningkatkan penyerapan tenaga kerja lokal dan devisa dari ekspor.
“Kami akan all out agar kinerja sektor industri manufaktur bisa bangkit kembali di tengah masa pandemik saat ini. Capaian angka investasi ini membuat kami optimistis bahwa tahun 2021 akan menjadi tahun loncatan bagi upaya mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional,” ujar menperin.
Menurut dia, Kementerian Perindustrian menargetkan realisasi penanaman modal di sektor industri manufaktur pada tahun 2021 naik menjadi 323,56 triliun rupiah. Optimisme ini didukung dengan implementasi Undang-Undang Cipta Kerja dan membaiknya perekonomian dunia pasca vaksinasi.
Agus menyebutkan beberapa sektor yang masih menjadi primadona para investor untuk menanamkan modalnya pada tahun ini, antara lain industri makanan dan minuman, logam dasar, otomotif, serta elektronik.
“Kami juga akan dorong, antara lain pengembangan investasi di industri farmasi dan alat kesehatan,” ujarnya.
Sektor-sektor tersebut merupakan prioritas dalam peta jalan Making Indonesia 4.0.
Laporan: Redaksi