Jakarta (Indonesia Window) – Presiden Joko Widodo menerima suntikan dosis pertama vaksin COVID-19 buatan China, Sinovac, di Istana Merdeka, Jakarta pada Rabu pagi, yang menandakan dimulainya program vaksinasi nasional melawan virus corona.
Sebelum disuntik vaksin, kepala negara melalui empat tahapan.
Pertama, pendaftaran dan verifikasi data, kemudian screening (penyaringan) berupa anamnesis, yakni wawancara tentang data pasien, termasuk tentang identitas, riwayat penyakit, dan riwayat kesehatan keluarga, serta pemeriksaan fisik sederhana.
Pada tahap ketiga, petugas antara lain memeriksa tekanan darah dan suhu tubuh kepala negara. Tekanan darah Presiden Jokowi menunjukkan 130/60 mmHg dengan suhu tubuh 36,3 derajat Celsius.
“Tekanan darah Bapak (Presiden) 130/60, artinya sehat. Kalau tekanan darahnya di atas 140 tidak diberikan (suntikan vaksin),” jelas petugas kesehatan.
Selain itu, petugas juga menanyakan sejumlah pertanyaan, antara lain memastikan bahwa kepala negara tidak pernah terpapar COVID-19; memiliki riwayat batuk, demam, dan pilek selama tujuh hari terakhir; serta riwayat penyakit jantung atau riwayat penyakit penyerta lainnya.
“Di sini saya tulis layak untuk vaksinasi,” ujar petugas.
Setelah semua tahapan tersebut dilalui, presiden menerima suntikan vaksin COVID-19 dari Prof. dr. Abdul Muthalib yang juga merupakan dokter kepresidenan.
Usai divaksin, kepala negara menuju ke petugas berikutnya yang melakukan pencatatan.
Presiden harus menunggu selama 30 menit untuk mengantisipasi apabila ada Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
Sebagai penerima vaksin, Jokowi juga diberi kartu vaksinasi dan penanda edukasi pencegahan COVID-19.
Laporan: Redaksi