Banner

Jakarta (Indonesia Window) – Sedikitnya 29 orang tewas dan 17 lainnya belum ditemukan dalam kecelakaan pesawat angkut Hercules C-130 Angkatan Udara Filipina (PAF) pada Ahad, di provinsi Sulu di Filipina bagian selatan, kata petugas setempat, menurut Kantor Berita Xinhua.

Hingga pukul 17.30 waktu setempat, setidaknya 50 personel yang terluka dirawat di rumah sakit lokal. Tim penyelamat masih mencari 17 orang yang belum ditemukan, kata Komandan Satuan Tugas Gabungan Sulu, Mayor Jenderal William Gonzales.

“Kami tetap berharap bisa menemukan lebih banyak korban selamat. Pencarian dan penyelamatan masih berlangsung,” katanya.

Pesawat yang membawa personel militer itu jatuh dan terbakar sesaat sebelum tengah hari pada hari Ahad ketika mencoba mendarat di bandara Jolo.

“Pesawat itu meleset dari landasan pacu dan mencoba mendapatkan kembali tenaga tetapi gagal,” kata Kepala Staf Angkatan Bersenjata Filipina Jenderal Cirilito Sobejana dalam sebuah pernyataan.

Banner

Sementara itu, Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana mengatakan bahwa lebih dari 90 personel berada di dalam pesawat, termasuk tiga pilot dan lima awak.

Pihak militer mengatakan pesawat itu mengangkut “prajurit baru Angkatan Darat Filipina yang sedang dalam perjalanan ke penempatan mereka untuk mengakhiri terorisme di Sulu.”

Beberapa menit setelah kecelakaan, pasukan dan relawan sipil bergegas ke lokasi untuk pencarian dan penyelamatan.

“Menurut saksi mata, sejumlah tentara terlihat melompat keluar dari pesawat sebelum menyentuh tanah, menyelamatkan mereka dari ledakan yang disebabkan oleh kecelakaan itu,” kata pihak militer.

Menurut dokumen Angkatan Udara Filipina, pesawat yang jatuh itu adalah C-130 Hercules bekas yang baru saja dibeli dari militer Amerika Serikat.

PAF mengatakan dalam sebuah pernyataan resmi bahwa pesawat itu memiliki nomor ekor “5125.” Dokumen militer menunjukkan bahwa pesawat itu tiba di Filipina pada Januari tahun ini.

Banner

“C-130H Nr 5125 adalah yang pertama dari dua pesawat C-130H yang diberikan oleh pemerintah AS melalui Bantuan Kerja Sama Keamanan,” kata PAF dalam sebuah pernyataan pada bulan Januari.

Dalam pidatonya selama upacara penyerahan “pesawat C-130H NR 5125” pada bulan Februari, Menteri Pertahanan Filipina Lorenzana menegaskan bahwa negaranya memperoleh yang pertama dari dua pesawat C-130H melalui bantuan kerja sama keamanan.

“Dari total biaya 2,5 miliar peso (sekitar 50,89 juta dolar AS), Filipina hanya akan membayar 1,6 miliar peso (sekitar 32,57 juta dolar AS),” kata Lorenzana, seraya menambahkan bahwa AS setuju untuk “menanggung” sisa biayanya. \

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan