Jakarta (Indonesia Window) – Berjemur di bawah sinar matahari pada pagi hingga tengah hari menjadi gaya hidup yang semakin populer selama pandemik COVID-19.
Sinar matahari adalah sumber vitamin D yang sangat penting, karena dapat membantu proses penyembuhan osteoporosis (pelemahan tulang), kanker, depresi, pelemahan otot, serta membantu melawan berbagai virus dan bakteri yang menyerang tubuh dengan meningkatkan sistem imunitas.
Vitamin D terbentuk ketika kulit terkena sinar matahari. Sinar ultraviolet B (UVB) matahari lalu mengenai kolesterol dalam sel-sel kulit, dan menyediakan energi untuk sintesis vitamin D terjadi dalam tubuh.
Namun, tidak diketahui secara pasti berapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk berjemur di bawah matahari agar cukup terbentuk vitamin D dalam tubuh tubuh.
Hal tersebut karena ada sejumlah faktor yang memengaruhi cara pembuatan vitamin D. Salah satunya adalah warna kulit.
Warna kulit ditentukan oleh pigmen yang disebut melanin.
Orang dengan kulit lebih gelap biasanya memiliki lebih banyak, lebih besar dan lebih gelap melanin daripada mereka yang berkulit lebih terang.
Melanin membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar matahari yang berlebihan, dengan berperan sebagai tabir surya alami dan menyerap sinar UV untuk bertahan melawan sengatan matahari dan kanker kulit.
Makanya, untuk menghasilkan jumlah vitamin D yang sama, orang berkulit gelap perlu menghabiskan lebih lama waktu di bawah sinar matahari daripada mereka yang berkulit terang.
Studi memperkirakan bahwa orang yang berkulit lebih gelap mungkin membutuhkan 30 menit hingga tiga jam lebih lama untuk mendapatkan vitamin D yang cukup, dibandingkan dengan orang yang berkulit lebih terang.
Oleh sebab itu juga, orang berkulit gelap memiliki risiko kekurangan vitamin D yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang berkulit terang.
Berjemur di bawah sinar matahari secara teratur selama 10-30 menit (atau lebih untuk kulit yang lebih gelap), beberapa kali per pekan adalah cara paling alami untuk mendapatkan cukup vitamin D.
Namun, pastikan kulit Anda tidak terbakar dan rusak.
Sumber: Healthline; Medical News Today; NHS
Laporan: Redaksi