Universitas Tianjin merupakan satu dari dua universitas Asia pertama sekaligus universitas China pertama yang mendapatkan akreditasi tingkat master dari Institution of Chemical Engineers (IChemE).
Tianjin, China (Xinhua/Indonesia Window) – Sebagai seorang pengusaha wanita, Esther Samosir Pakpahan yang berasal dari Indonesia telah mengunjungi banyak negara dan kawasan di seluruh dunia. Namun, tidak ada perjalanan yang menandingi kunjungannya ke Kota Tianjin di China utara pada Juli tahun ini.
Di Universitas Tianjin, universitas modern pertama di China, dia menyaksikan putranya, Timothy Joseph Hutagaol, lulus dengan penghargaan dan meraih gelar sarjana.
“Saya sangat bangga padanya,” kata Esther. “Saya sangat berterima kasih kepada pihak universitas karena telah memaksimalkan potensi terbaik putra saya.”
Timothy memulai perjalanannya di China empat tahun yang lalu dan kini telah meraih pencapaian yang memuaskan. Namun, jalannya masih panjang karena dia mendapatkan beasiswa penuh dari program Beasiswa Pemerintah China (Chinese Government Scholarship/CSC) untuk mengikuti program magister di bidang teknik kimia di Universitas Tianjin.
“Saya ingin ibu saya menjadi bagian dari perjalanan saya yang luar biasa di China. Tanpa cinta dan dukungannya, saya tidak akan berada di sini,” kata Timothy.
Dibesarkan oleh seorang ibu tunggal sejak usia belia, Timothy memikul tanggung jawab untuk memenuhi harapan sang ibu dan belajar tentang kemandirian sejak dini.
“Ibu saya sangat menjunjung tinggi pendidikan,” kata Timothy, yang belajar dengan giat dan lulus dari sekolah menengah atas dengan performa akademis memuaskan pada Ujian Nasional 2019. Kemudian, Timothy memutuskan untuk mengambil program sarjana di Universitas Tianjin, China.
“Saya menyukai sains dan teknik, dan tidak ada jurusan yang menggabungkan keduanya dengan lebih baik daripada teknik kimia,” katanya.
Timothy mengetahui bahwa Universitas Tianjin merupakan satu dari dua universitas Asia pertama sekaligus universitas China pertama yang mendapatkan akreditasi tingkat master dari Institution of Chemical Engineers (IChemE).
“Saya menentukan pilihan ini dan mendapat dukungan penuh dari ibu saya,” kata Timothy, seraya menambahkan bahwa dia menerima surat penerimaan dari Universitas Tianjin dengan beasiswa program studi teknik kimia pada musim panas 2020, yang menjadikan dirinya sebagai orang pertama sekaligus satu-satunya dari generasi keluarganya yang mendapatkan beasiswa program sarjana di luar negeri dengan biaya penuh dan lulus dari universitas di luar negeri.
Selama masa studinya, dia berkolaborasi dengan sejumlah mahasiswa program doktor dan pascasarjana di laboratorium universitas itu dan menerbitkan satu makalah di Journal of Food Chemistry sebagai penulis pertama serta satu makalah lainnya di Journal of Applied Energy sebagai penulis pendamping.
“Pengalaman ini memperkuat minat saya terhadap riset teknik kimia. Hal ini sangat membantu saya untuk mendapatkan beasiswa CSC,” kata Timothy.
Berbagai pencapaian lainnya menanti Timothy di masa mendatang. “Kehidupan saya sebagai mahasiswa menunjukkan kepada saya bahwa tidak ada batasan atau penghalang bagi perkembangan seseorang selama Anda berjuang untuk mewujudkannya.”
Timothy, yang ingin menunjukkan kehidupan aslinya di China kepada lebih banyak anak muda, merupakan salah satu duta mahasiswa pertama yang membantu universitas itu merekrut mahasiswa internasional. Dia juga mengelola akun pribadi terbuka di berbagai platform media sosial, termasuk Facebook, YouTube, Instagram, WeChat, dan Bilibili, dan membuat ratusan unggahan yang menjangkau lebih dari 1 juta pengguna secara keseluruhan.
Selama empat tahun, Timothy sukses memandu lebih dari 50 mahasiswa melewati proses penerimaan di Universitas Tianjin dan memenangkan gelar duta mahasiswa berprestasi selama tiga tahun berturut-turut.
Pada akhir Juni lalu, Esther tiba di Universitas Tianjin untuk melihat secara langsung kampus tempat putranya menghabiskan empat tahun yang bermanfaat dan penuh perjuangan. Yang lebih menggembirakan lagi, dia mengetahui bahwa putranya menjadi satu dari lima mahasiswa internasional pertama yang fotonya dipajang di spanduk lulusan berprestasi.
“Foto putra saya terpampang di spanduk-spanduk di sepanjang jalan utama kampus,” kata Esther, “Ini sangat menginspirasi, dan merupakan kehormatan besar bagi keluarga saya.”
Bagi Timothy, spanduk itu dan kehadiran ibunya saat wisuda menjadi penutup yang sempurna bagi studi sarjananya.
Selama waktu luang mereka, Timothy mengajak ibunya berjalan-jalan mengelilingi Kota Tianjin.
“Tianjin sangat bersih dan tertata dengan baik,” kata Esther. “Begitu banyak teknologi modern di segala penjuru. Bahkan pembayaran dilakukan melalui kode QR. Sangat mengesankan.”
Lingkungan yang baik dan fasilitas berkualitas yang ditemukannya, baik di kota maupun di kampus, membuatnya semakin mantap mendukung Timothy untuk melanjutkan studi di Universitas Tianjin.
Timothy tidak sabar untuk memulai studi pascasarjana di universitas ini. “Selalu menarik untuk mencoba sesuatu yang baru, bukan?”
Selesai