Banner

Jakarta (Indonesia Window) – Putra Mahkota Uni Emirat Arab (UAE), Pangeran Sheikh Mohamed bin Zayed, menyampaikan bahwa pemerintahnya siap menginvestasikan 22,8 miliar dolar AS (1 dolar AS= 13.698 rupiah) untuk Indonesia.

“Indonesia adalah sahabat kami yang sangat dekat. Selain itu Indonesia juga merupakan salah satu negara yang memiliki penduduk Islam terbanyak. Kami ingin berkontribusi lebih bagi Indonesia,” kata Pangeran Sheikh Mohamed bin Zayed saat sesi tété a tété dengan Presiden Joko Widodo di Istana Qasr Al Watan, UEA pada Ahad (12/1).

Dana tersebut diinvestasikan melalui Sovereign Wealth Fund bersama dengan Softbank (Jepang) dan International Development Finance Corporation (Amerika Serikat), demikian siaran pers dari Kementerian Luar Negeri RI yang dikutip di Jakarta, Senin.

Sebanyak 11 perjanjian bisnis telah disepakati antara Indonesia dengan UEA pada yang sebagiannya bidang energi, salah satunya adalah pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Waduk Cirata, Jawa Barat.

Perusahaan energi baru terbarukan (EBT) Masdar yang berbasis di Abu Dhabi, akan bermitra dengan PT Pembangkit Jawa Bali Investasi (PJBi) dalam pembangunan PLTS Terapung Cirata berkapasitas 145 megawatt Peak (MWp).

Banner

Investasi di pembangkit tersebut diperkirakan mencapai Rp1,8 triliun.

PLTS Terapung Cirata diproyeksikan memecahkan rekor pembangkit bertenaga surya terbesar di Asia Tenggara setelah PLTS Cadiz Solar Powerplant di Filipina, sebesar 132,5 MW.

Selain pengembangan PLTS tersebut, Indonesia dan UEA juga menyepakati kerja sama sejumlah proyek minyak dan gas, seperti pengembangan kilang minyak Refinery Development Master Plan (RDMP) RU V Balikpapan di Kalimantan Timur.

Proyek tersebut akan dikerjakan oleh Pertamina dengan Mubadala.

Selain itu, pengembangan potensi minyak mentah di Balongan (Indramayu, Jawa Barat) dan penyediaan Liquefied Petroleum Gas (LPG) oleh Pertamina dan perusahaan minyak nasional Abu Dhabi ADNOC juga merupakan diantara kesepakatan yang dicapai antara dua negara.

Di sub sektor mineral, Emirates Global Aluminium (EGA) dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) akan bekerja sama dalam penambahan produksi ingot alloy dan billet (batangan).

Banner

Pada masa uji coba, penambahan produksi direncanakan sekitar 20 ribu ton. Saat ini kapasitas produksi normal mencapai 250 ribu ton.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan