Banner

Turki peringati 569 tahun penaklukan Istanbul

Ilustrasi. Kota Istanbul. (Engin Yapici on Unsplash)

Jakarta (Indonesia Window) – Turki pada hari Ahad memperingati 569 tahun penaklukan Istanbul, menyebutnya sebagai awal yang penting dari sebuah era baru.

Istanbul, sebuah kota kosmopolitan, dikepung 28 kali sepanjang sejarah sebelum penaklukannya pada tahun 1453 oleh Sultan Ottoman Mehmed II.

Sebagai pengakuan atas kemenangannya, penguasa berusia 21 tahun itu kemudian dikenal sebagai Mehmed Sang Penakluk, atau juga dikenal sebagai Muhammad Al Fatih.

Dalam Islam, penaklukan Istanbul atau dulu disebut Konstantinopel, telah diriwayatkan Nabi Muhammad ﷺ.

Di antara hadits shohih yang berhubungan dengan jihad Konstantinopel adalah hadits dari Abu Qobil. Dia berkata,

Banner

“Kami berada di sisi Abdullah bin Amr bin Ash dan beliau ditanya tentang mana kota yang dibuka terlebih dahulu, apakah Konstantinopel ataukah Romawi? Maka beliau meminta untuk diambilkan sebuah kotak, lalu beliau mengeluarkan sebuah kitab lalu berkata, ‘Berkata Abdullah bin Mas’ud, Tatkala kami bersama Rasulullah ﷺ untuk menulis, tiba-tiba beliau ditanya, Manakah kota yang terlebih dahulu dibuka, apakah Konstantinopel ataukah Romawi?’. Maka beliau menjawab, ‘Yang dibuka terlebih dahulu adalah kota Heraklius’. Yaitu Konstantinopel.”

Pada malam 21-22 April, sebanyak 67 kapal kecil dan sedang dipindahkan ke Tanduk Emas – pintu masuk utama Selat Turki – oleh sejumlah tentara dan binatang melalui dasar Sungai Kabatas yang mengalir ke Pelabuhan Tophane.

Tembok pertama kota ini dibangun pada tahun 657 SM. Kaisar Romawi Septimius Severus (193-211) menghancurkan tembok ini selama invasi kota dan membangun tembok yang berakhir di dekat Hagia Sophia (Aya Sofia), termasuk Sarayburnu dan kemudian Lapangan Sultan Ahmet.

Pada masa pemerintahan Konstantinus (306-337), kota ini – dari pantai Marmara hingga Tanduk Emas(Golden Horn) – dikelilingi oleh tembok kota untuk ketiga kalinya.

Penaklukan Konstantinopel

Semua persiapan untuk penaklukan Konstantinopel dilakukan di Edirne, tepat di sebelah barat kota ini. Mehmed II berangkat dari Edirne.

Banner

Komandan Venesia, Bartolomeo Soligo, yang berjuang untuk Bizantium, menutup pintu masuk Tanduk Emas dengan memasang rantai di pintu masuk pelabuhan di bagian dalamnya.

Mehmed II dan tentara Ottoman (juga disebut Utsmaniyah) mendekati Konstantinopel. Pasukan ini memiliki hampir 80.000 tentara. Pengepungan dimulai dengan penembakan meriam besar.

Angkatan Laut Utsmaniyah datang di pelabuhan Konstantinopel dengan 145 kapal, termasuk 12 galai (perahu perang berukuran panjang) dan 25 kapal pengangkut serta kapal kecil.

Kapal Ottoman dipindahkan ke Tanduk Emas melalui darat. Kapten Giorcomo Coco, yang ditugaskan untuk membakar kapal-kapal Ottoman di Tanduk Emas, gagal dan tewas di dalam kapalnya yang tenggelam.

Kapal-kapal itu lalu menyerang untuk mengangkat rantai di pintu masuk Tanduk Emas, tetapi serangan itu gagal. Sementara serangan terhadap tembok Istanbul berlanjut, sebuah terowongan digali untuk memasuki kota.

Ketika suara penggalian terdengar di kota, Bizantium menyadarinya dan memblokir terowongan.

Banner

Mehmed II mengirim satu utusan terakhir kepada kaisar, tetapi tawarannya ditolak. Terowongan ketujuh yang digali tentara Ottoman juga gagal. Mehmed II menyimpulkan bahwa menggali terowongan akan memakan banyak korban jiwa.

Tentara Utsmaniyah lalu memulai serangan pada dini hari tanggal 29 Mei. Utsmaniyah melakukan serangan terakhir dalam tiga gelombang. Selama dua jam pertama, Bashi-bazouk menyerang tembok, dan segera setelahnya pasukan Anatolia menggantikannya.

Akhirnya janisari – tulang punggung tentara Utsmaniyah – masuk. Di pagi hari, mereka masuk melalui pintu Kerkoporta dan memasang bendera Ottoman di benteng di atas pintu.

Mehmed II memasuki kota pada sore hari pada hari pertama penaklukan. Dia pergi ke Hagia Sophia – kini telah menjadi masjid – dan berdoa di sana, mengatakan, “Mulai sekarang tahta saya adalah Istanbul.”

Konstantinopel ditaklukkan setelah pengepungan yang berlangsung selama 54 hari dengan interval.

Penaklukan itu mengakhiri Kekaisaran Bizantium yang berusia 1.058 tahun, mengakhiri Abad Pertengahan, dan menjadikan Istanbul sebagai ibu kota baru Kekaisaran Utsmaniyah yang membanggakan.

Banner

Sumber: Anadolu

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan