Banner

Tisu toilet mengandung PFAS atau ‘bahan kimia abadi’ yang telah dikaitkan dengan beberapa jenis kanker, penyakit kardiovaskular, masalah kesuburan dan gangguan perkembangan pada anak-anak.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Tisu toilet mengandung PFAS sehingga menjadi sumber tak terduga dari “bahan kimia abadi” (forever chemicals) yang berpotensi berbahaya dalam air limbah di seluruh dunia dan dapat larut ke dalam tanah melalui limbah, kata sebuah studi baru yang dirilis pada 1 Maret lalu.

“Bahan kimia abadi”, atau PFAS (Perfluoroalkyl and Polyfluoroalkyl Substances), ditemukan dalam kosmetik, peralatan masak anti lengket, dan pakaian tahan air.

Senyawa-senyawa yang termasuk dalam PFAS telah dikaitkan dengan beberapa jenis kanker, penyakit kardiovaskular, masalah kesuburan dan gangguan perkembangan pada anak-anak.

Bahan kimia sintetik tersebut ditemukan di tanah dan saluran air di seluruh dunia, dan studi terbaru itu menemukan bahwa kertas toilet “harus dianggap sebagai sumber potensial utama” PFAS dalam sistem pengolahan air limbah.

Para peneliti mengatakan, mengurangi PFAS dalam air limbah menjadi “penting”, karena bahan kimia tersebut berpotensi berbahaya.

“Efluen air limbah dan lumpur biasanya digunakan kembali untuk irigasi dan/atau aplikasi lahan; penelitian telah menunjukkan bahwa kedua jalur ini menimbulkan risiko paparan PFAS pada manusia dan lingkungan,” kata studi yang diterbitkan di jurnal Environmental Science and Technology Letters itu.

Beberapa produsen menambahkan PFAS saat mengubah kayu menjadi bubur kertas, yang sisa-sisanya dapat mencemari produk kertas toilet.

Kertas toilet daur ulang juga bisa dibuat dengan serat yang berasal dari bahan yang mengandung PFAS, kata studi tersebut.

Para peneliti mengumpulkan gulungan kertas toilet yang dijual di Amerika Utara, Amerika Latin, Afrika, dan Eropa Barat, bersama dengan sampel limbah dari pabrik pengolahan air limbah di Amerika Serikat.

PFAS utama yang terdeteksi adalah “polifluoroalkil fosfat tersubstitusi” – atau diPAP – senyawa yang dapat diubah menjadi PFAS yang lebih stabil seperti asam perfluorooktanoat, yang berpotensi karsinogenik.

Para peneliti menggabungkan hasil mereka dengan data dari penelitian lain yang mencakup pengukuran tingkat PFAS dalam limbah dan penggunaan kertas toilet per kapita di beberapa negara.

Mereka menemukan bahwa tisu toilet menyumbang sekitar empat persen diPAP di Amerika Serikat dan Kanada, 35 persen di Swedia, dan hingga 89 persen di Prancis.

Jumlahnya mungkin lebih rendah di Amerika Utara karena produk lain bertanggung jawab atas PFAS dalam air limbah, seperti kosmetik, tekstil, atau kemasan makanan.

Studi tersebut mengamati sampel kertas toilet yang dikumpulkan dari November 2021 hingga Agustus 2022.

Diperkenalkan pada tahun 1940-an, PFAS (zat alkil perfluorinasi dan polifluorinasi) dikenal sebagai “bahan kimia abadi” karena sangat persisten di lingkungan dan di tubuh kita.

Meskipun sulit untuk dihindari sepenuhnya, kontak dengan senyawa kimia ini dapat dikurangi dengan menghindari peralatan masak anti lengket, bahan anti noda dan anti air, serta dengan penyaringan air yang tepat.

Sumber: Al Arabiya English

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan