Banner

Tingkat kesuburan Taiwan terendah di dunia pada 2035

Ilustrasi. Tingkat kesuburan total Taiwan (Total Fertility Rate/TFR) – jumlah rata-rata anak yang dimiliki wanita selama tahun-tahun subur mereka – turun ke titik terendah dalam sejarah sebesar 0,90 pada 2010 karena tahun itu adalah Tahun Macan, yang dianggap tidak menguntungkan untuk kelahiran di bulan kalender China.(Luma Pimentel on Unsplash)

Tingkat kesuburan Taiwan akan menjadi yang terendah di dunia, menggantikan posisi Korea Selatan, pada tahun 2035, didorong oleh kepercayaan kebudayaan China akan tahun-tahun yang dianggap tidak menguntungkan untuk pernikahan dan kelahiran.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Tingkat kesuburan Taiwan akan menjadi yang terendah di dunia, menggantikan posisi Korea Selatan, pada tahun 2035, menurut laporan Dewan Pembangunan Nasional (NDC) yang dirilis baru-baru ini.

Tingkat kesuburan total Taiwan (Total Fertility Rate/TFR) – jumlah rata-rata anak yang dimiliki wanita selama tahun-tahun subur mereka – turun ke titik terendah dalam sejarah sebesar 0,90 pada 2010 karena tahun itu adalah Tahun Macan, yang dianggap tidak menguntungkan untuk kelahiran di bulan kalender China.

Tahun tersebut juga mengikuti tahun 2009 yang merupakan tahun yang tidak menguntungkan untuk pernikahan, menurut kepercayaan budaya China, sebagaimana dirinci dalam laporan tersebut.

Meskipun TFR di Taiwan rebound ke 1,1 pada 2011, angka ini kembali turun di bawah 1 menjadi 0,99 pada 2020 dan 0,98 pada 2021, tetapi masih tetap lebih tinggi daripada di Korea Selatan dan Hong Kong, menurut NDC.

Banner

Namun, diperkirakan bahwa tingkat kesuburan untuk tahun 2022, yang lagi-lagi merupakan Tahun Macan, bisa turun ke titik terendah dalam sejarah ke 0,89.

Setelah itu, meskipun TFR Taiwan diperkirakan akan sedikit meningkat dan mencapai 1,12 pada tahun 2035, angka tersebut masih akan lebih rendah dari perkiraan 1,18 di Korea Selatan. Akibatnya, Taiwan akan memiliki TFR terendah di dunia, menurut laporan NDC.

Selain itu, laporan tersebut juga menunjukkan bahwa meskipun pangsa populasi di Taiwan yang berusia 15 hingga 64 tahun masih berada pada puncaknya, jumlah tersebut akan menurun dengan cepat.

Mulai tahun 2056, proporsi penduduk dalam kelompok usia ini akan lebih rendah daripada di negara-negara besar dan hanya sedikit lebih tinggi daripada di Korea Selatan. Mulai tahun 2060, angka itu akan turun di bawah 50 persen populasi Taiwan, tambahnya.

Saat ini, kelompok usia 15 hingga 64 tahun mencakup sekitar 70 persen dari total populasi, menurut NDC.

Masalah yang berasal dari tingkat kelahiran yang rendah di Taiwan juga kemungkinan akan berdampak pada pasar tenaga kerja dan perawatan sosial, menurut NDC.

Banner

Selain mendorong semakin tinggi usia rata-rata penduduk, rendahnya angka kelahiran akan menyebabkan turunnya rasio penduduk usia kerja dan juga dapat menyebabkan kekurangan tenaga kerja, sekaligus menambah beban generasi muda yang mendukung pembangunan, menurut laporan itu.

Di Taiwan, rasio ketergantungan, ukuran jumlah tanggungan berusia 0 hingga 14 tahun dan di atas usia 65 tahun, dibandingkan dengan total populasi berusia 15 hingga 64 tahun, telah meningkat dari tahun ke tahun sejak 2012 dan diperkirakan akan terus meningkat karena penduduk berusia 65 tahun ke atas tumbuh pesat.

Rasio ketergantungan tahun ini adalah 42,2 tetapi diperkirakan akan melebihi 100 pada tahun 2060, menurut laporan itu.

Dalam hal rasio penduduk usia kerja terhadap manula, Taiwan memiliki empat orang usia kerja untuk setiap manula pada tahun 2022. Pada tahun 2070, Taiwan hanya akan memiliki 1,1 pekerja per manula, berdasarkan laporan tersebut.

Sumber: CNA Taiwan

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan