Banner

Ekonomi digital dorong kemajuan banyak perusahaan China

Seorang staf menunjukkan satu set omnidirectional treadmill dengan fitur realitas virtual (virtual reality/VR) di sebuah pameran dalam Konferensi Ekonomi Digital Global 2023 yang berlangsung di China National Convention Center di Beijing, ibu kota China, pada 4 Juli 2023. (Xinhua/Ren Chao)

Skala ekonomi digital China meningkat sebesar 4,1 triliun dolar AS dari 2016 hingga 2022, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 14,2 persen.

 

Tianjin, China (Xinhua) – Giant DC, sebuah perusahaan teknologi data yang didirikan tiga tahun yang lalu di Kota Tianjin, China utara, sebelumnya merupakan produsen alat berat terkemuka di China dengan keahlian yang sudah dikenal selama puluhan tahun.

“Ada kelebihan kapasitas baja pada waktu itu, dan dengan tekanan lingkungan yang kian meningkat, perusahaan kami harus menyambut transformasi tersebut,” kata Zhang Jian, Manajer Umum Giant DC.

Di bawah bimbingan dan dukungan pemerintah daerah, perusahaan itu menarik diri dari industri besi dan baja, lalu beralih ke perusahaan ekonomi digital yang berfokus pada pembangunan pusat-pusat data internet dan pengembangan bisnis, seperti komputasi awan (cloud computing) dan layanan data.

Menurut sebuah laporan penelitian yang dirilis dalam Konferensi Ekonomi Digital Global (Global Digital Economy Conference) 2023 di Beijing pada Juli lalu, skala ekonomi digital China meningkat sebesar 4,1 triliun dolar AS dari 2016 hingga 2022, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 14,2 persen.

Skala ekonomi digital China tumbuh menjadi 50,2 triliun yuan pada 2022, dengan pangsa ekonomi digital dalam Produk Domestik Bruto (PDB) negara itu naik menjadi 41,5 persen.

Ekonomi digital muncul sebagai pendorong penting bagi pertumbuhan ekonomi China, dengan banyak perusahaan konvensional China, seperti Giant DC, berhasil melakukan perubahan strategis untuk memanfaatkan potensi mereka.

ABT Plastics & Electronic (Tianjin) Co., Ltd., sebuah perusahaan berukuran menengah yang didirikan di Tianjin pada 2005, menjalin kerja sama dengan vendor layanan cloud China Huawei Cloud untuk meningkatkan sistem perencanaan sumber daya perusahaan itu, yang sudah usang dan telah digunakan selama lebih dari satu dekade.

“Kerja sama ini dapat membantu kami mewujudkan produksi dan manajemen daring, dan bahkan terhubung dengan sumber daya sosial yang lebih luas,” kata Shang Xiaodong, manajer umum perusahaan itu.

“Transformasi digital berbasis cloud terus tumbuh dengan kecepatan tinggi,” tutur Lin Zhiyong, Manajer Umum Huawei Cloud Tianjin.

Semakin banyak perusahaan China yang memanfaatkan gelombang digital. Hingga akhir Mei lalu, China telah mendirikan lebih dari 1.700 workshop digital dan pabrik pintar, terdepan dalam pengembangan industri ini. Selain itu, lebih dari 240 platform internet industri dengan pengaruh regional dan industri juga telah dikembangkan.

Pemerintah daerah di China juga sedang mengupayakan ekonomi digital, dengan terus mengeluarkan sinyal kebijakan yang bertujuan untuk mendukung pengembangannya.

Beijing mengumumkan tujuan pembangunan untuk mengakselerasi pembangunan kota acuan global untuk ekonomi digital. Shanghai sedang berupaya mencapai nilai tambah sebesar lebih dari 600 miliar yuan dari industri-industri inti ekonomi digital pada 2023. Tianjin merencanakan bahwa pada akhir tahun ini, nilai tambah ekonomi digital akan mencapai paling tidak 55 persen dari PDB regional.

Berbicara dalam Konferensi Bisnis Turkiye-China yang diadakan pada Juli lalu, Nail Olpak, selaku presiden Dewan Hubungan Ekonomi Luar Negeri Turkiye, mengatakan bahwa China berada di garis depan dunia dalam bidang ekonomi digital, dan pengembangan serta pengenalan e-commerce negara tersebut mengagumkan.

Ketika dunia menghadapi tekanan kemerosotan ekonomi dan masalah meningkatnya pengangguran, ekonomi digital menawarkan China peluang untuk membuka potensi lapangan kerjanya. Dalam Kode Klasifikasi Pekerjaan Nasional (National Occupation Classification Code) China edisi terbaru, sebanyak 97 pekerjaan digital telah diidentifikasi, yang mencakup 6 persen dari total lapangan kerja.

“Teknologi digital sedang mendorong restrukturisasi faktor-faktor produksi, mengembangkan industri baru serta bentuk dan model bisnis baru, menciptakan lapangan kerja baru, serta menyediakan pilihan pekerjaan yang lebih banyak dan lebih baik,” kata Yang Hui, Chairman Accumulus, sebuah perusahaan konsultan informasi ekonomi bersama yang berbasis di Tianjin.

Menurut Yang, dalam proses pemulihan ekonomi global, ilmu pengetahuan dan teknologi dapat memberikan dorongan signifikan, dengan ekonomi digital siap menjadi salah satu arah yang paling menjanjikan untuk pembangunan ekonomi dunia di masa depan.

*1 dolar AS = 15.247 rupiah

**1 yuan = 2.097 rupiah

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan