Banner

China minta media Barat hormati fakta saat beritakan sekolah asrama di China

Para siswa mengikuti kelas bahasa Tibet di Sekolah Dasar Eksperimental Qamdo di Qamdo, Daerah Otonom Tibet, China barat daya, pada 5 Oktober 2020. (Xinhua/Jigme Dorje)

Sekolah asrama di China bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pelajar setempat, dengan menyediakan akomodasi, katering, dan layanan asrama lainnya, serta bukan fasilitas tertutup dan tidak dikelola secara militer.

 

Beijing, China (Xinhua) – Saat memberitakan sekolah-sekolah asrama di China, penting untuk menghormati fakta dan bersikap objektif serta rasional, alih-alih mengutip rumor atau bahkan mengarang cerita dan menyebarkan tuduhan palsu, demikian disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China Mao Ning pada Kamis (9/3).

Pernyataan itu diutarakan Mao dalam konferensi pers rutin ketika diminta mengomentari beberapa laporan media Barat yang mengatakan ada “sekolah residensial” di Tibet dan menjadi bagian dari kampanye asimilasi skala besar pemerintah China yang menargetkan warga Tibet.

“Ini tentu tidak benar dan tampaknya hanya tuduhan lain yang bertujuan untuk menyesatkan publik tentang China dan mencoreng citra China,” ujar Mao, seraya menambahkan bahwa seperti yang umumnya ditemukan di seluruh dunia, sekolah-sekolah asrama di seluruh provinsi dan wilayah di China bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pelajar setempat.

Mao mengatakan sekolah-sekolah ini menyediakan akomodasi, katering, dan layanan asrama lainnya, serta bukan fasilitas tertutup dan tidak dikelola secara militer.

Banner

“Dalam kasus Tibet di China, ini merupakan wilayah dataran tinggi dan populasi yang sangat tersebar di banyak daerah. Khususnya bagi anak-anak dari keluarga penggembala, mereka harus menempuh perjalanan jauh untuk sampai ke sekolah. Jika sekolah harus dibangun di setiap wilayah tempat tinggal siswa, akan sangat sulit untuk memastikan guru yang memadai dan kualitas pengajaran di setiap sekolah. Oleh karena itu, sekolah asrama didirikan sebagai cara praktis untuk memastikan hak yang sama bagi semua anak atas pendidikan. Itu sepenuhnya tergantung pada siswa dan orangtua mereka apakah mau pergi ke asrama atau tidak,” ungkap sang juru bicara.

Dia mengatakan bahwa seperti halnya sekolah-sekolah di provinsi dan wilayah China lainnya, sekolah asrama di Daerah Otonom Tibet sangat mementingkan partisipasi keluarga siswa.

“Orangtua diundang untuk ambil bagian dalam pengelolaan dan perencanaan kehidupan sekolah melalui komite orangtua dan hari kunjungan. Siswa dapat memilih untuk pulang setiap akhir pekan, hari libur, dan saat festival, termasuk festival tradisional Tibet seperti Tahun Baru Tibet dan Festival Shoton, serta selama liburan musim dingin dan musim panas,” papar Mao.

Orangtua dapat mengunjungi anak-anak mereka di sekolah kapan saja dan membawa pulang anak-anak mereka kapan pun dibutuhkan, imbuhnya.

Kursus budaya tradisional, seperti bahasa dan sastra Tibet serta tarian rakyat, tersedia secara luas, makanan tradisional khas Dataran Tinggi Tibet disediakan, dan siswa diperbolehkan mengenakan pakaian tradisional di sekolah-sekolah ini, tutur Mao.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan