Banner

400.000 pengungsi Suriah kembali dari Lebanon, utusan PBB desak lebih banyak dukungan untuk Suriah

Para pengungsi dari Lebanon melintasi jalan yang hancur akibat serangan udara Israel di dekat Penyeberangan Perbatasan Masnaa di Lebanon pada 4 Oktober 2024. (Xinhua/Taher Abu Hamdan)

Sebanyak 400.000 lebih pengungsi Suriah telah kembali dari Lebanon, memberikan beban yang signifikan bagi sumber daya negara tersebut.

 

Damaskus, Suriah (Xinhua/Indonesia Window) – Utusan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Suriah, Geir Pedersen, pada Ahad (24/11) meminta PBB untuk meningkatkan pendanaan bagi Suriah, karena sebanyak 400.000 lebih pengungsi Suriah telah kembali dari Lebanon, memberikan beban yang signifikan bagi sumber daya negara tersebut.

Berbicara kepada awak media usai pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Suriah Bassam Sabbagh, Pedersen mengatakan pemerintah perlu terus “melakukan apa yang telah dilakukannya dengan baik selama ini, serta memberikan perlindungan dan keamanan bagi mereka yang kembali.”

“Kita perlu melihat komunitas internasional memenuhi tanggung jawabnya dan meningkatkan pendanaannya untuk Suriah dalam situasi yang sangat kritis ini,” tambahnya.

Sebanyak 400.000 lebih pengungsi
Foto ini menunjukkan para pengungsi dari Lebanon menyeberang melewati sebuah lubang di jalan yang disebabkan oleh serangan udara Israel di dekat Perlintasan Perbatasan Masnaa, Lebanon, pada 11 Oktober 2024. Sekitar sepekan yang lalu, serangan udara Israel menghantam perbatasan Suriah-Lebanon yang dikenal sebagai perlintasan Jdeidat Yabous di Suriah dan perlintasan Masnaa di Lebanon, sebuah rute transit utama yang digunakan oleh puluhan ribu pengungsi Lebanon dan penduduk Suriah yang melarikan diri dari serangan Israel di Lebanon. (Xinhua/Bilal Jawich)

Menyoroti tantangan lebih luas yang dihadapi Suriah, Pedersen mengatakan “jelas bahwa kita perlu mengatasi situasi politik, situasi keamanan, pemulihan kedaulatan dan kemerdekaan Suriah.”

Banner

“Kita perlu mengatasi masalah ekonomi, sanksi dan rekonstruksi, berkas para tahanan, dan … berkas para pengungsi,” katanya, seraya menambahkan bahwa masalah-masalah tersebut saling berhubungan.

Mendesak dihidupkannya kembali proses politik di Suriah, Pedersen mengatakan “hal pertama yang dapat kita mulai dalam proses politik adalah … menerima hasil kerja Komite Konstitusi.”

Suriah terpuruk dalam perang saudara sejak Maret 2011, yang mengakibatkan jutaan warganya mengungsi. Kembalinya para pengungsi dari negara-negara tetangga seperti Lebanon menambah tekanan pada infrastruktur Suriah yang telah rapuh.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan