Makkah (Indonesia Window) – Pelaksanaan ibadah haji dipastikan menjadi acara keagamaan terbesar di dunia dengan setidaknya 2,5 juta Umat Islam berkumpul di tempat dan waktu yang sama guna menjalankan serangkaian ritual yang juga sama.
Mereka yang menjalankan ibadah haji merupakan tamu Allah subhanahu wa ta’ala sehingga pemerintah Kerajaan Arab Saudi sebagai tuan rumah semakin serius dalam menyambut mereka dengan berbagai fasilitas yang memanjakan demi ritual haji yang penuh dengan kedamaian, ketenangan, kenyamanan dan keamanan.
Pemerintah Kerajaan melakukan kinerja terbaiknya dalam melayani jamaah haji mulai dari pelayanan imigrasi yang dilakukan sejak mereka berada di tanah air melalui inisiatif Makkah Route, perluasan kompleks Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah, transportasi yang nyaman hingga jaminan keamanan.
Kinerja ini menunjukkan bahwa Arab Saudi melakukannya semata-mata hanya untuk melayani jamaah haji dari seluruh dunia yang pada tahun ini diperkirakan akan mencapai sekitar tiga juta orang.
Kerja besar-besaran ini dilakukan sama sekali bukan untuk urusan politis sebagaimana terdengar adanya desas-desus mengenai isu tersebut dari pihak-pihak tertenu baik di kalangan masyarakat Arab Saudi maupun di luar negara tersebut.
Pada saat menerima wartawan dari berbagai negara di Mekkah pada Selasa (6/8), Presiden Dewan untuk Urusan Dua Masjid Suci, Syeikh Abdul Rahman As-Sudais, mengatakan ibadah tersebut mengandung “pesan perdamaian” dan meminta para peziarah menjauhi perilaku yang dapat mengarah pada politisasi haji.
“Haji bukanlah platform untuk politik atau sektarianisme, tetapi untuk persatuan di antara umat Islam,” tegasnya, seraya menambahkan bahwa guna mencapai hal tersebut Arab Saudi mempromosikan sikap moderat dan kehidupan yang damai.
Dalam kesempatan tersebut, Syeikh As-Sudais juga meminta para wartawan untuk turut menyebarkan berita tentang pesan perdamaian ke seluruh dunia serta menyampaikan kebenaran dan menghindari penafsiran yang salah tentang Islam.
Perlakuan istimewa
Dengan panggilan sebagai tamu Allah subhanahu wa ta’ala, pemerintah Saudi memperlakukan para jamaah haji secara istimewa dengan memberi kemudahan dalam mengurus visa dan urusan administrasi lainnya sejak mereka berada di negara masing-masing, termasuk para peziarah dari Indonesia.
Tidak seperti pelayanan imigrasi sebelumnya yang mengharuskan jamaah menyelesaikan urusan visa di kedutaan besar Saudi dan mengantre berjam-jam di gerai imigrasi di Jeddah dan menunggu bagasi yang memakan waktu lama, kini seluruh prosedur itu dipangkas dengan fasilitas yang lebih efektif dan efisien.
Pelayanan yang semakin meningkat kini memungkinkan jamaah haji melakukan pemeriksaan imigrasi di tanah air sehingga setiba mereka di Jeddah atau Madinah dapat langsung menuju hotel masing-masing dengan kereta api moderen yang telah dioperasikan dengan teknologi mutakhir, termasuk pelayanan tiket secara elektronik.
Saat mereka menuju penginapan, petugas mengurus bagasi mereka dan membawanya ke hotel yang sudah menunggu mereka di sana.
Menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menghadiri peluncuran Makkah Route di bandara internasional Soekarno-Hatta pada 7 Juli 2019, fasilitas tersebut tersebut merupakan suatu kemajuan yang sangat luar biasa.
“Ini pelayanan yang sangat luar biasa karena hemat waktu dan tenaga. Raja Salman sebagai Penjaga Haramain telah melaksanakan pelayanan ini dengan sangat baik,” kata Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla.
Makkah Route hanyalah satu dari banyak program kerajaan itu untuk mencapai Visi 2030 saat 30 juta orang dari seluruh dunia datang ke Mekkah dan Madinah guna menunaikan haji yang merupakan rukun Islam yang ke-lima, ibadah umrah di luar musim haji.
Tahun ini, Makkah Route melayani sekitar 225.000 jamaah dari Indonesia, Bangladesh, Malaysia, Pakistan dan Tunisia.
Pengamanan
Untuk mengamankan pelaksanaan haji 2029, Arab Saudi mengerahkan berbagai kekuatan pengamanan mulai dari ruang pengawasan pelaksanaan haji, pusat pengendalian keramaian (crowd management center), 911 Center (pusat operasi keamanan terintegrasi), Komando Keamanan Nasional dan angkatan bersenjata.
Pada Ahad (4/8), Arab Saudi menggelar unjuk kekuatan dengan mengerahkan personel dari berbagai angkatan untuk menunjukan bahwa angkatan bersenjata kerajaan siap memberi dukungan penuh guna menyukseskan penyelenggaraan haji 2019.
Di antara kekuatan tersebut adalah 17 satuan gabungan pasukan khusus termasuk satuan anti terorisme dengan menunjukan keterampilan yang meyakinkan pada pameran kekuatan pengamanan yang diliput oleh media dari sekitar 20 negara.
Untuk memantau pergerakan setiap orang saat melaksanakan ibadah haji, Arab Saudi memiliki fasilitas ruang pemantauan bawah tanah di kompleks Masjidil Haram yang akan memantau segala aktivitas yang terjadi di seluruh sudut tempat jamaah haji menjalankan ibadah.
Dengan teknologi dan sistem pemantauan yang moderen, setiap insiden yang terjadi di seluruh ruangan kompleks Masjidil Haram dapat diketahui saat itu juga, misalnya, pencurian atau pencopetan, orang yang tertidur, serta jamaah yang sakit dan tersesat.
Para petugas akan segera menuju lokasi insiden tersebut dan mengerahkan bantuan kepada yang membutuhkan.
Untuk lebih memberikan kenyamanan jamaah, Pemerintah Arab Saudi juga telah menyediakan penerjemah bagi para tamu Allah subhanahu wa ta’ala untuk mendapatkan informasi terkait pelaksanaan haji dalam beberapa bahasa termasuk Bahasa Indonesia, Inggris, Jepang dan Urdu.
Penerjemahan juga diterapkan untuk khotbah Arafah yang akan disampaikan pada saat wukuf – prosesi inti dari seluruh ritual haji pada 9 Dzulhijjah yang jatuh pada 10 Agustus 2019 – dari Masjid Namirah, dengan tambahan bahasa isyarat.
Khotbah dari Masjidil Haram juga akan diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa yang diharapkan memudahkan jamaah haji untuk memahami ceramah yang disampaikan dalam Bahasa Arab.
Penulis: Redaksi