Kebocoran pipa gas Nord Stream sedang dalam penyelidikan lebih detail, dan ini dapat memakan waktu satu hingga dua pekan.
Moskow, Rusia (Xinhua) – Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Rabu (28/9) menyebut tuduhan bahwa Rusia terlibat dalam kebocoran pipa gas Nord Stream 1 dan 2 sebagai “bodoh dan tidak masuk akal”.
“Apakah ini untuk kepentingan kami? Tidak, kami akan kehilangan sejumlah rute pasokan gas ke Eropa. Apakah ini untuk kepentingan Eropa? Tidak, mereka juga dalam situasi yang sangat sulit,” kata Peskov dalam konferensi pers harian.
Dialog dan kerja sama yang cepat dari semua pihak diperlukan untuk mencari tahu apa yang terjadi sesegera mungkin, katanya, seraya menambahkan bahwa raksasa gas Rusia Gazprom, pemilik dari jaringan pipa itu, harus berpartisipasi dalam investigasi tersebut.
Kepala diplomat Uni Eropa (UE) Josep Borrell pada Rabu mengatakan kebocoran itu kemungkinan besar akibat sabotase.
Dalam sebuah pernyataan yang mengatasnamakan 27 negara anggota UE, Borrell mengatakan blok itu akan mendukung investigasi apa pun yang bertujuan untuk mendapatkan kejelasan penuh tentang apa yang terjadi dan mengapa, serta akan mengambil langkah lebih lanjut untuk meningkatkan ketahanan UE dalam keamanan energi.
Beberapa kebocoran telah terdeteksi awal pekan ini di pipa gas Nord Stream 1 dan 2 di Laut Baltik dekat Denmark dan Swedia, sebuah insiden yang dilaporkan sedang diselidiki sebagai kemungkinan sabotase.
Hingga akhir pekan
Direktur Badan Energi Denmark (Danish Energy Agency/DEA) Kristoffer Bottzauw pada Rabu (28/9) mengatakan bahwa kebocoran gas dari jalur pipa Nord Stream akan berlanjut hingga akhir pekan.
“Kami memperkirakan kebocoran gas akan berlanjut hingga akhir pekan. Gas dalam jumlah besar masih mengalir dari tiga kebocoran. Tampaknya ada penurunan tekanan di pipa, sehingga gas yang mengalir keluar lebih sedikit dibandingkan kemarin, dan kami memperkirakan hal itu juga akan terjadi dalam beberapa hari mendatang,” kata kantor berita Denmark Ritzau mengutip pernyataan Bottzauw.
“Kemudian, mulanya dari pihak Denmark, kami akan mencari penyebabnya dan mendekati pipa-pipa itu agar kami dapat melakukan penyelidikan menyeluruh.”
Pada Senin (26/9), tiga kebocoran dari pipa Nord Stream 1 dan 2 di perairan internasional terjadi dan dilaporkan. Dua di antaranya berada di zona ekonomi Denmark dan satu berada di zona ekonomi Swedia.
Otoritas Denmark akan fokus pada dua kebocoran di zona ekonomi Denmark, sementara otoritas Swedia berkonsentrasi pada kebocoran di zona ekonomi Swedia.
Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen mengatakan dalam konferensi pers pada Selasa (27/9) bahwa pihak otoritas telah menyampaikan “penilaian yang jelas” bahwa tiga kebocoran di Nord Stream 1 dan 2 disengaja dan bukanlah sebuah kebetulan.
Denmark dan sejumlah negara lainnya sudah menuntut dilakukannya penyelidikan atas kebocoran tersebut. Menurut Menteri Pertahanan Denmark Morten Bodskov pada Rabu, penyelidikan lebih detail terhadap pipa gas tersebut dapat memakan waktu satu hingga dua pekan.
Laporan: Redaksi