Pusat layanan siklus hidup pesawat Airbus di Kota Chengdu, China barat daya, akan menyediakan layanan parkir, penyimpanan, pemeliharaan, peningkatan, modifikasi, pembongkaran, dan daur ulang untuk semua jenis pesawat.
Chengdu, China (Xinhua) – Airbus, produsen pesawat terbang asal Eropa, pada Rabu (26/4) mendirikan sebuah pusat layanan siklus hidup pesawat di Kota Chengdu, China barat daya.
Sebagai pusat layanan siklus hidup pesawat pertama Airbus di luar Eropa, pusat layanan tersebut akan menyediakan layanan parkir, penyimpanan, pemeliharaan, peningkatan, modifikasi, pembongkaran, dan daur ulang untuk semua jenis pesawat, kata pihak Airbus.
Mencakup area seluas 717.000 meter persegi, pusat itu akan memiliki kapasitas untuk menampung 125 pesawat.
Pusat tersebut merupakan kolaborasi antara Airbus, TARMAC Aerosave, dan Aerotropolis Xingcheng Group, yang berbasis di Chengdu, ibu kota Provinsi Sichuan.
Pendirian pusat itu menandai cakupan bisnis Airbus di China melalui seluruh rantai industri penerbangan.
Pusat riset
Sebelumnya, pada 14 April, Airbus meresmikan pusat riset barunya di Suzhou, Provinsi Jiangsu, China timur.
Pusat Riset Airbus China (Airbus China Research Center) tersebut akan didedikasikan untuk inovasi manufaktur dan riset infrastruktur hidrogen, pengalaman kabin, dan teknologi baru, berdasarkan keunggulan penerbangan dan rantai industri hidrogen di kawasan Delta Sungai Yangtze.
Selain itu, pusat tersebut berencana mengembangkan proyek-proyek riset dan inovasi dengan teknologi berwawasan ke depan dan prospek pasar yang baik, serta menginkubasi perusahaan teknologi yang akan membantu mendorong pengembangan industri kedirgantaraan di Suzhou.
“Selain pasar penerbangannya yang menjanjikan, China menawarkan banyak keunggulan teknologi canggih di banyak bidang,” kata Sabine Klauke, Chief Technical Officer Airbus.
Dalam beberapa tahun terakhir, Suzhou berupaya untuk membangun sebuah “dataran tinggi” untuk industri kedirgantaraan dan memanfaatkan peluang strategis yang ditawarkan oleh pengembangan terpadu kawasan Delta Sungai Yangtze.
Laporan: Redaksi