Produk makanan dan minuman Indonesia berhasil menjadi primadona di pameran Winter Fancy Food Show 2023 dengan memperoleh potensi transaksi senilai 79,62 juta dolar AS atau setara 1,19 triliun rupiah.
Jakarta (Indonesia Window) – Produk makanan dan minuman (mamin) Indonesia menghasilkan 79,62 juta dolar AS atau setara 1,19 triliun rupiah di pameran makanan dan minuman terbesar di Amerika Serikat (AS), Winter Fancy Food Show (WFFS) 2023.
“Indonesia berhasil menjadi primadona di pameran WFFS 2023 dengan memperoleh potensi transaksi senilai 77,72 juta dolar AS serta mencatatkan dua kontrak dagang untuk produk vanili dan keripik tempe senilai 1,90 juta dolar pada pameran makanan minuman terbesar di Amerika Serikat,” kata Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Los Angeles, Aldila Tjahjasari, dalam pernyataan pers di situs jejaring Kementerian Perdagangan RI, Senin.
Produk lain yang diminati dan menjadi primadona di pameran mamin terbesar di AS tersebut adalah jamu dan rempah Indonesia, kata Aldila, seraya menambahkan, WFFS 2023 telah membuka potensi peningkatan ekspor ke AS.
Namun, ada sejumlah aspek yang harus diperhatikan para pelaku usaha yang akan mengekspor produk makanan dan minuman ke AS, jelasnya.
“Produk yang berpotensi besar untuk masuk ke AS antara lain produk berbahan dasar nabati dan produk bebas gluten. Untuk menembus pasar AS, eksportir Indonesia harus terus memperhatikan sertifikasi produk sebagai aspek utama yang menjadi perhatian para calon pembeli di AS,” ungkap Aldila.
Keikutsertaan pelaku usaha Indonesia dalam WFFS 2023 merupakan hasil sinergi ITPC Los Angeles dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia Los Angeles, Kedutaan Besar Republik Indonesia Washington D.C., Atase Perdagangan Washington D.C., ITPC Chicago, Bank Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, Bank Negara Indonesia, serta ITPC New York.
“Produk makanan dan minuman merupakan produk unggulan ekspor Indonesia dan memiliki potensi yang besar untuk terus ditingkatkan ekspornya ke Amerika Serikat,” ujar Konsul Protokol dan Konsuler KJRI Los Angeles Ardian Budhi Nugroho setelah meresmikan booth Indonesia di WFFS 2023.
Pada WFFS 2023, Indonesia membawa 10 pelaku usaha yang meliputi usaha kecil dan menengah (UKM) dan perusahaan besar.
Kesepuluh pelaku usaha tersebut adalah Rendang Uni Tutie, Jans Enterprises Corp, Kultiva Co, Sila Tea, Hydro Coco, PT Suwe Ora Jamu, PT Natural Joy Foods, King Cassava, Krakakoa, dan Organic Spice Lombok. Produk-produk dari kesepuluh pelaku usaha yang dipamerkan telah melalui proses kurasi dari segi sertifikasi, kapasitas produksi, maupun segi kualitas produk dengan memperhatikan tren di pasar AS.
“Partisipasi Indonesia dalam acara tersebut adalah untuk mempromosikan produk specialty food Indonesia, sekaligus meningkatkan penjenamaan produk makanan dan minuman Indonesia di AS sebagai produk yang memiliki kekhasan, kualitas, dan cita rasa tinggi,” kata Atase Perdagangan Washington D.C. Wijayanto.
Capaian tersebut terdiri atas potensi transaksi sebesar 77,72 juta dolar atau setara 1,16 triliun rupiah, serta kontrak dagang senilai 1,90 juta dolar atau setara 28,4 miliar rupiah.
WFFS 2023 yang digelar di Las Vegas Convention Center, Las Vegas, AS pada 15–17 Januari 2023 telah menarik 15.000 pengunjung serta 870 peserta pameran dari berbagai belahan dunia. WFFS 2023 juga menampilkan food tasting, demo masak, penjajakan kesepakatan bisnis, dan penandatanganan kontrak dagang.
“Pasar makanan dan minuman di AS masih sangat terbuka lebar. Untuk itu, perlu sinergi dari berbagai pihak untuk semakin mendorong ekspor produk makanan dan minuman Indonesia ke pasar Amerika Serikat,” tutup Kepala ITPC Chicago Iska Sinurat.
Nilai ekspor produk makanan dan minuman Indonesia ke AS pada periode Januari–November 2022 mencapai 2,31 miliar dolar atau setara 34,6 triliun rupiah, meningkat sekitar 15 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021.
Sementara itu, nilai ekspor Indonesia ke AS pada periode Januari–November 2022 mencapai 32,23 miliar dolar, meningkat sebesar 33,77 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Indonesia mencatatkan surplus perdagangan sebesar 23,38 miliar dolar sampai dengan tahun 2022.
Laporan: Redaksi