Banner

Jepang catat rekor penurunan populasi terbesar pada 2023

Orang-orang menyambut perayaan Festival Obon di Tokyo, Jepang, pada 19 Juli 2024. Festival Obon merupakan tradisi berusia ratusan tahun yang merayakan dan menghormati kehidupan anggota keluarga dan teman yang telah meninggal. (Xinhua/Zhang Xiaoyu)

Populasi warga negara Jepang turun 861.000 jiwa, atau 0,70 persen, pada 2023 dibandingkan setahun sebelumnya menjadi 121.561.801 jiwa, mencatat penurunan selama 15 tahun beruntun dan menandai penurunan paling drastis sejak survei tersebut dimulai pada 1968.

 

Tokyo, Jepang (Xinhua/Indonesia Window) – Populasi warga negara Jepang turun 861.000 jiwa, atau 0,70 persen, pada 2023 dibandingkan setahun sebelumnya menjadi 121.561.801 jiwa, mencatat penurunan selama 15 tahun beruntun dan menandai penurunan paling drastis sejak survei tersebut dimulai pada 1968, tunjuk data pemerintah pada Rabu (24/7).

Hingga 1 Januari 2024, populasi Jepang, termasuk penduduk asing, tercatat di angka 124.885.175 jiwa, turun sekitar 532.000 jiwa atau 0,42 persen, menurut sebuah survei demografi dari Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang.

Populasi warga asing di negara itu naik 329.535 jiwa, atau 11,01 persen, menjadi 3.323.374 jiwa pada tahun pelaporan tersebut, seiring berakhirnya langkah-langkah pengendalian perbatasan terkait COVID-19 di Jepang pada April 2023 yang memfasilitasi kembalinya mahasiswa internasional dan pekerja magang teknis.

Meskipun jumlah penduduk asing meningkat di seluruh 47 prefektur di Jepang, yang melampaui 3 juta orang untuk kali pertama, hanya Tokyo yang mencatat peningkatan tipis dalam populasi warga Jepang, yaitu sebanyak 3.933 jiwa atau 0,03 persen, karena tingginya arus masuk penduduk ke ibu kota itu.

Banner

Total populasi, termasuk penduduk asing, tumbuh dalam basis tahunan di tiga prefektur yaitu Tokyo, Chiba, dan Okinawa, sementara total populasi di 44 prefektur lainnya mencatat penurunan.

Rekor terendah sebanyak 730.000 kelahiran di Jepang, yang berbeda cukup jauh dengan 1,58 juta kematian yang mencapai rekor tertinggi, berkontribusi besar terhadap penurunan populasi, menurut kementerian itu.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan