Pondok Pesantren Al-Wafi menggelar Musabaqah Hafalan Al-Qur’an dan Hadits tingkat nasional ketiga, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan imam-imam masjid dalam memimpin sholat berjamaah dan berceramah, terutama saat bulan Ramadhan.
Bogor, Jawa Barat (Indonesia Window) – Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Wafi menggelar Musabaqah Hafalan Al-Qur’an dan Hadits tingkat nasional ketiga, yang dibuka pada Selasa dan ditutup pada 8 Maret 2024.
“Musabaqah (lomba) hafalan Al-Qur’an adalah agenda rutin kami menyambut bulan suci Ramadhan, bulan Al-Qur’an, karena di dalamnya turun Al-Qur’an yang mulia,” kata pembina yayasan Pesantren Al-Wafi, Dr. Ali Saman Hasan, dalam sambutan pembukanya, di kampus Ponpes Al-Wafi, Kota Depok, Jawa Barat, Selasa.
Dia menuturkan, Indonesia yang memiliki hampir 250 juta Muslim dan ratusan juta masjid membutuhkan imam-imam masjid untuk memimpin sholat berjamaah, terutama saat bulan Ramadhan.
Oleh karena itu, lanjutnya, Al-Wafi bersama Perkumpulan Lembaga Dakwah dan Pendidikan Islam Indonesia (PULDAPII) menggelar acara tersebut, yang diikuti oleh 350 peserta putra dan putri yang merupakan siswa sekolah dasar hingga mahasiswa, dari seluruh Indonesia, setelah melalui seleksi dari setidaknya 2.500 pendaftar.
“Harapan kami mereka yang mengikuti musabaqah ini dapat menjadi imam masjid yang kebutuhannya terus meningkat di Indonesia,” ujar Ust. Ali Saman, seraya menambahkan bahwa musabaqah tahun ini berbeda dari sebelumnya karena dibarengi dengan lomba menghafal hadits.
“Ini juga untuk memenuhi kebutuhan pendakwah di Indonesia. Mereka bisa berceramah dengan hafalan-hafalan hadits yang mereka punya,” imbuhnya.
Dia menekankan bahwa menyiapkan generasi emas Muslim di zaman sekarang merupakan tantangan besar, dan “berisiko sangat tinggi jika dilakukan tanpa Al-Qur’an, karena hakikat Al-Qur’an adalah akhlak yang mulia.”
Ust. Ali mengutip sebuah hadits dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha yang pernah ditanya tentang akhlak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam, maka beliau pun menjawab, “Akhlak beliau adalah Al-Qur`an”.
“Di sinilah peran pendidikan Islam dan pondok pesantren, yakni untuk menghasilkan generasi emas yang berakhlak mulia, yang berkontrubsi bagi masyarakat, serta berguna bagi bangsa dan negara. Tanpa Al-Qur’an tidak bisa lahir generasi emas. Kemegahan dan kemewahan ilmu pengetahuan dan kemajuan zaman tidak bisa tanpa akhlak yang mulia,” ucapnya.
Sementara itu, Atase Keagamaan dan Pendidikan Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta, Dr. Ahmad bin Isa Al-Hazimi, dalam sambutannya menyambut baik digelarnya Musabaqah Hafalan Al-Qur’an dan Hadits tingkat nasional tersebut.
“Kegiatan ini adalah kegiatan yang agung,” ucapnya, seraya menegaskan bahwa “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengamalkannya.”
Dr. Al-Hazimi menyampaikan salam hormat dari Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia Faisal bin Abdullah Al-Mudi, serta memberikan semangat kepada seluruh peserta lomba yang telah belajar dan mengajarkan Al-Qur’an.
Dorongan untuk terus belajar Al-Qur’an juga disampaikan oleh Sekretaris Daerah Kota Depok, Zikrullah Kamali dalam sambutannya. Dia berharap bahwa Musabaqah Hafalan Al-Qur’an dan Hadits menjadi salah satu penyemangat bagi generasi Muslim agar tidak berhenti mempelajari Al-Qur’an, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-sehari.
“Al-Qur’an adalah petunjuk dalam kehidupan agar kita selamat di dunia dan akhirat,” ujarnya.
Musabaqah Hafalan Al-Qur’an dan Hadits tingkat nasional tersebut digelar dalam lima kategori, yakni hafalan 2 juz, 5 juz, 10 juz, 20 juz, dan 30 juz. Para peserta kategori hafalan 20 juz dan 30 juz terdiri atas para siswa sekolah dasar, sekolah menengah, dan masyarakat umum.
Laporan: Redaksi