Banner

PM Singapura: ASEAN harus terus boikot junta Myanmar

Ilustrasi. Protes di Myanmar menentang junta militer. (Saw Wunna on Unsplash)

Jakarta (Indonesia Window) – Perdana Menteri Singapura mengatakan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) harus terus mengecualikan junta Myanmar dari pertemuannya sampai dia bekerja sama dalam rencana perdamaian yang disepakati.

Perdana Menteri Lee Hsien Loong dalam panggilan video pada Jumat (14/1) mendesak ketua baru ASEAN, Kamboja, untuk melibatkan semua pihak dalam konflik Myanmar, kata Kementerian Luar Negeri Singapura pada Sabtu.

Lee mengatakan kepada timpalannya dari Kamboja, Hun Sen, bahwa ASEAN harus terus mengundang perwakilan non-politik dari Myanmar ke pertemuannya dan setiap keputusan untuk mengubah itu “harus didasarkan pada fakta baru”.

Pernyataan itu muncul menyusul kunjungan kontroversial Hun Sen pekan lalu ke Myanmar, di mana dia bertemu dengan Min Aung Hlaing, kepala pemerintahan militer yang dikeluarkan ASEAN dari pertemuan puncak para pemimpinnya karena kegagalannya mengimplementasikan rencana lima poin untuk mengakhiri permusuhan dan mengizinkan dialog setelah kudeta tahun lalu.

Sementara itu, Menteri luar negeri Malaysia, Saifuddin Abdullah, membuat komentar serupa pada Kamis (13/1), mengatakan beberapa anggota ASEAN merasa Hun Sen seharusnya mendiskusikan perjalanannya dengan sesama pemimpin sebelumnya, karena dapat dilihat sebagai pengakuan junta.

Banner

Keterlibatan inklusif dengan junta

Lee mengatakan kepada Hun Sen bahwa setiap keterlibatan dengan Myanmar perlu melibatkan “semua pihak yang berkepentingan”, termasuk partai penguasa yang digulingkan peraih Nobel Aung San Suu Kyi.

Pemimpin Singapura itu mengatakan bahwa terlepas dari komitmen perdamaian Myanmar, pihak militer telah melakukan serangan lebih lanjut terhadap lawan politiknya dan menjatuhkan hukuman penjara lebih lanjut terhadap Suu Kyi.

Hun Sen membuat beberapa proposal kepada Lee tentang bagaimana mengoordinasikan gencatan senjata di Myanmar dan memberikan bantuan kemanusiaan, menurut pernyataan itu.

Lee menjawab ini bisa menjadi rumit karena tidak ada akses ke semua pihak, meskipun Singapura pada prinsipnya tidak keberatan dengan gagasan itu.

Semua proposal Kamboja, sebagai ketua ASEAN, harus didiskusikan lebih lanjut di antara para menteri luar negeri ASEAN, kata Lee, menurut pernyataan itu.

Banner

“Perdana Menteri Lee berharap Kamboja mempertimbangkan pandangannya dan pandangan para pemimpin ASEAN lainnya,” katanya.

Kamboja pada Rabu (12/1) menunda pertemuan perdana ketua ASEAN, yang dijadwalkan pekan depan, karena beberapa menteri luar negeri telah menyatakan “kesulitan” untuk hadir.

Pernyataan Lee juga muncul beberapa hari setelah Menteri Luar Negeri Kamboja Prak Sokhonn mengatakan di halaman Facebook-nya bahwa Singapura mendukung pendekatan Kamboja terhadap krisis Myanmar.

Sumber: TRTWORLD

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan