Perlindungan data pengguna TikTok di Eropa dilakukan melalui peningkatan kontrol atas akses ke data pengguna, dengan memperkenalkan gerbang jaringan (gateway) keamanan yang akan menentukan akses karyawan ke data pengguna TikTok di Eropa dan transfer data ke luar kawasan ini.
Dublin, Irlandia (Xinhua) – Platform media sosial milik China, TikTok, pada Rabu (8/3) mengumumkan sejumlah langkah baru yang akan diambil untuk memperkuat perlindungan data pengguna di Eropa.
Langkah-langkah baru tersebut termasuk meningkatkan kontrol atas akses ke data pengguna, dengan memperkenalkan gerbang jaringan (gateway) keamanan yang akan menentukan akses karyawan ke data pengguna TikTok di Eropa dan transfer data ke luar Eropa.
“Setiap akses data tidak hanya akan mematuhi undang-undang perlindungan data yang relevan, tetapi juga harus melalui gateway keamanan ini dan pemeriksaan tambahan terlebih dahulu,” kata pihak TikTok.
Proses tersebut akan diawasi oleh sebuah perusahaan keamanan Eropa sebagai pihak ketiga.
TikTok mengatakan mereka juga akan menggunakan teknologi canggih untuk memastikan privasi informasi pengguna, seperti penyamaran (pseudonimisasi) data pribadi sehingga seseorang tidak dapat diidentifikasi tanpa informasi tambahan.
Perusahaan itu akan mulai menyimpan data pengguna Eropa secara lokal mulai tahun ini, dengan menyiapkan dua pusat data baru di Irlandia dan Norwegia.
Tahun lalu, pusat data Eropa pertama TikTok didirikan di Dublin, Irlandia.
“Setelah beroperasi, ketiga pusat data ini akan mewakili total investasi tahunan sebesar 1,2 miliar euro,” kata TikTok.
Sejumlah langkah baru tersebut, yang disebut ‘Project Clover’, akan diterapkan sepanjang tahun ini hingga 2024.
TikTok saat ini memiliki lebih dari 150 juta pengguna di seantero Eropa.
“Dengan skala seperti itu, muncul tanggung jawab yang signifikan,” kata perusahaan itu. “Membangun kepercayaan dengan memastikan keselamatan, privasi, serta keamanan komunitas kami dan data mereka sangatlah penting.”
*1 euro = 16.409 rupiah
Laporan: Redaksi