Banner

TikTok umumkan sejumlah langkah baru untuk lindungi data pengguna di Eropa

Foto yang diabadikan pada 21 Agustus 2020 ini memperlihatkan logo TikTok di Kantor TikTok Los Angeles di Culver City, Los Angeles County, Amerika Serikat. (Xinhua)

Perlindungan data pengguna TikTok di Eropa dilakukan melalui peningkatan kontrol atas akses ke data pengguna, dengan memperkenalkan gerbang jaringan (gateway) keamanan yang akan menentukan akses karyawan ke data pengguna TikTok di Eropa dan transfer data ke luar kawasan ini.

 

Dublin, Irlandia (Xinhua) – Platform media sosial milik China, TikTok, pada Rabu (8/3) mengumumkan sejumlah langkah baru yang akan diambil untuk memperkuat perlindungan data pengguna di Eropa.

Langkah-langkah baru tersebut termasuk meningkatkan kontrol atas akses ke data pengguna, dengan memperkenalkan gerbang jaringan (gateway) keamanan yang akan menentukan akses karyawan ke data pengguna TikTok di Eropa dan transfer data ke luar Eropa.

“Setiap akses data tidak hanya akan mematuhi undang-undang perlindungan data yang relevan, tetapi juga harus melalui gateway keamanan ini dan pemeriksaan tambahan terlebih dahulu,” kata pihak TikTok.

Proses tersebut akan diawasi oleh sebuah perusahaan keamanan Eropa sebagai pihak ketiga.

Banner
Perlindungan data pengguna TikTok
Logo TikTok terlihat di layar ponsel pintar (smartphone) di New York, Amerika Serikat, pada 30 Agustus 2020. (Xinhua/Wang Ying)

TikTok mengatakan mereka juga akan menggunakan teknologi canggih untuk memastikan privasi informasi pengguna, seperti penyamaran (pseudonimisasi) data pribadi sehingga seseorang tidak dapat diidentifikasi tanpa informasi tambahan.

Perusahaan itu akan mulai menyimpan data pengguna Eropa secara lokal mulai tahun ini, dengan menyiapkan dua pusat data baru di Irlandia dan Norwegia.

Tahun lalu, pusat data Eropa pertama TikTok didirikan di Dublin, Irlandia.

“Setelah beroperasi, ketiga pusat data ini akan mewakili total investasi tahunan sebesar 1,2 miliar euro,” kata TikTok.

Perlindungan data pengguna TikTok
Foto yang diabadikan pada 11 Agustus 2020 ini memperlihatkan sebuah ponsel yang menjalankan aplikasi TikTok di London, Inggris. (Xinhua/Ray Tang)

Sejumlah langkah baru tersebut, yang disebut ‘Project Clover’, akan diterapkan sepanjang tahun ini hingga 2024.

TikTok saat ini memiliki lebih dari 150 juta pengguna di seantero Eropa.

Banner

“Dengan skala seperti itu, muncul tanggung jawab yang signifikan,” kata perusahaan itu. “Membangun kepercayaan dengan memastikan keselamatan, privasi, serta keamanan komunitas kami dan data mereka sangatlah penting.”

*1 euro = 16.409 rupiah

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan