Banner

Penyandang disabilitas Amerika hadapi diskriminasi dalam perawatan kesehatan

Sejumlah tenaga kesehatan berdiri di luar Pusat Rumah Sakit Brooklyn saat pandemi virus corona di kawasan Brooklyn, New York, Amerika Serikat, pada 14 April 2020. (Xinhua/Michael Nagle)

Penyandang disabilitas di AS masih menghadapi diskriminasi dalam mencari dan memperoleh perawatan kesehatan, dengan bersikeras bahwa ini masalah sistem, karena sekolah kedokteran dan pelatihan pascasarjana tidak mempersiapkan dokter untuk memenuhi kebutuhan pasien dari kelompok ini.

 

New York City, AS (Xinhua) – Lebih dari 30 tahun sejak pengesahan Undang-Undang (UU) Penyandang Disabilitas Amerika (Americans with Disabilities Act/ADA), sejumlah dokter bersikap bias terhadap penyandang disabilitas, dan bahkan secara aktif menghindari untuk menerima mereka sebagai pasien, demikian diungkapkan sebuah studi terbaru.

Dalam diskusi kelompok terfokus dengan sekitar 20 lebih dokter Amerika Serikat (AS), para peneliti menemukan bahwa banyak yang mengatakan mereka tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk merawat pasien penyandang disabilitas. Bahkan akomodasi fisik dasar, seperti bangunan dan peralatan medis yang dapat diakses, menjadi masalah.

Meski beberapa dokter menuturkan mereka melakukan upaya terbaik yang mereka bisa, para dokter yang lain mengekspresikan sikap negatif, mengatakan pasien penyandang disabilitas di AS “merasa spesial”, atau bahwa memberikan perawatan kepada mereka adalah beban, papar US News & World Report pada Selasa (4/10) dalam laporan penelitian tersebut.

Selain itu, mereka yang disurvei bersikeras bahwa ini masalah sistem, karena sekolah kedokteran dan pelatihan pascasarjana tidak mempersiapkan dokter untuk memenuhi kebutuhan pasien penyandang disabilitas.

Banner

Masalah besar lainnya adalah penggantian asuransi, yang tidak memperhitungkan janji temu lebih lama yang sering kali diperlukan bagi pasien dengan kebutuhan yang lebih kompleks, sebut temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Health Affairs edisi Oktober tersebut.

Diskriminasi sektor kesehatan

Diskriminasi di sektor kesehatan di AS juga terlihat dalam perbedaan rasial, saat distribusi vaksin cacar monyet (monkeypox) belum diberikan secara memadai kepada orang-orang yang paling membutuhkan perlindungan, meskipun Presiden Joe Biden telah mengatakan bahwa dosis yang tersedia mencukupi, demikian dilaporkan The Associated Press (AP) pada 27 Agustus lalu.

Data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) AS menunjukkan bahwa hanya sekitar 10 persen dari dosis vaksin cacar monyet yang didistribusikan kepada warga kulit hitam, meskipun mereka mencakup sepertiga dari kasus di AS.

Dr. Yvens Laborde, direktur pendidikan kesehatan global di Ochsner Health di New Orleans, mengatakan bahwa kesenjangan tersebut serupa dengan disparitas rasial yang terjadi selama pandemik COVID-19.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan