Kisah – Toko kelontong di pedesaan China kini jadi pusat ‘e-commerce’

Foto menunjukkan Zeng Mei’e sedang menginventarisasi barang-barang di toko kelontong miliknya di Desa Datang di Kota Loudi, Provinsi Hunan, China tengah, pada 3 Januari 2023. (Xinhua)

Penjualan retail daring China meningkat hingga merambah Desa Datang di Kota Loudi, Provinsi Hunan, China tengah, di mana sebuah toko kelontong kini menjadi pusat ‘retail baru’ di desa tersebut dengan mengadopsi model bisnis perdagangan elektronik.

 

Changsha, China (Xinhua) – Mobil van berhenti di depan sebuah toko kelontong di jalur masuk desa. Zeng Mei’e (54), pemilik toko kelontong itu, keluar untuk membantu menurunkan ikan segar, udang, buah-buahan eksotis, dan barang-barang lain yang telah dipesan secara daring oleh para penduduk desa sehari sebelumnya.

Zeng memeriksa ulang setiap rincian informasi, mendisinfeksi setiap paket, dan kemudian menyusun semuanya untuk dikirim.

Setelah beroperasi selama 12 tahun, toko yang berlokasi di Desa Datang di Kota Loudi, Provinsi Hunan, China tengah, itu menjadi lebih dari sekadar toko kelontong bagi warga setempat. Toko itu menjadi sebuah ‘rumah serba ada’ di mana warga dapat menikmati segala layanan mulai dari memangkas rambut hingga membayar tagihan listrik mereka.

Hasilnya, sebuah ungkapan umum menjadi populer di kalangan warga setempat, yakni “Jika Anda membutuhkan sesuatu, hubungi Zeng!”

Toko kelontong milik Zeng telah mengadopsi model bisnis perdagangan elektronik (e-commerce) yang populer di kota-kota modern dan saat ini menjadi pusat ‘retail baru’ di desa tersebut, dan menjadi bagian dari pertumbuhan penjualan retail daring China.

Mayoritas pemuda meninggalkan desa itu untuk mencari lapangan pekerjaan di tempat lain, meninggalkan warga lanjut usia (lansia) yang jumlahnya semakin meningkat di desa itu. Dikatakan Zeng, beberapa pemuda yang jauh dari rumah gemar membelikan barang secara daring untuk orang tua mereka.

Lebih dari setahun yang lalu, Zeng mulai memanfaatkan supermarket itu sebagai stasiun penjemputan barang e-commerce komunitas untuk bisnis daring, yang memudahkan hidup semua orang.

“Berkat tambahan lokasi penjemputan barang, toko kelontong itu menjelma menjadi ‘supermarket daring’ yang populer di kalangan warga setempat. Beberapa barang yang tidak dapat dibeli di desa atau wilayah itu kini dapat dikirim keesokan harinya setelah pesanan daring dilakukan,” papar Zeng.

“Sebelumnya, para penduduk desa membeli apa yang dijual di toko kelontong tersebut. Kini, toko kelontong itu menstok barang-barang yang dipesan secara daring oleh para penduduk desa,” imbuhnya.

Zeng juga mengungkapkan bahwa para penduduk desa kini dapat membeli bahan makanan segar langsung dari depan pintu rumah mereka. Bahkan, komoditas yang tadinya langka, seperti kepiting, tiram, dan durian, secara perlahan menjadi lebih mudah didapatkan.

Beberapa warga lansia di desa itu tidak dapat bepergian secara leluasa, sehingga Zeng membantu mereka lewat pengiriman ke rumah. Lambat laun, kabar menyebar bahwa ada ‘supermarket daring’ di Desa Datang, dan penduduk desa dari daerah tetangga kini meminta saran Zeng terkait cara memesan.

“Saya berharap kalangan lansia di pedesaan juga dapat menikmati kemudahan yang dihadirkan oleh Internet,” ujar Zeng.

Dalam dua tahun terakhir, peningkatan pesat komunitas e-commerce di seluruh China tidak hanya memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, tetapi juga merangsang konsumsi lokal sekaligus mendorong pertumbuhan lapangan pekerjaan dan pendapatan.

“Selain memberikan kemudahan bagi warga desa lainnya, saya sendiri juga mendapatkan manfaat dari Internet, seperti mengantongi lebih banyak pendapatan.”

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan