Pakar serukan kerja sama kesehatan global untuk atasi risiko dan tantangan kesehatan

Foto dari udara yang diabadikan menggunakan ‘drone’ pada 17 Maret 2024 ini menunjukkan Pusat Konferensi Internasional Forum Boao untuk Asia pascarenovasi di zona percontohan ‘near-zero carbon’ Boao di Boao, Provinsi Hainan, China selatan. Zona percontohan near-zero carbon Boao mulai dioperasikan sebelum Konferensi Tahunan Forum Boao untuk Asia (Boao Forum for Asia/BFA) 2024. Saat ini, zona percontohan tersebut telah menyelesaikan total 18 proyek dalam delapan kategori dan memasuki tahap hampir nol emisi karbon. (Xinhua/Yang Guanyu)

Peningkatan kerja sama global bertujuan untuk mengatasi risiko dan tantangan baru di bidang kesehatan, terlepas dari kemajuan yang telah dicapai baru-baru ini.

 

Beijing, China (Xinhua/Indonesia Window) – Para pakar pada Selasa (16/7) menekankan perlunya peningkatan pertukaran dan kerja sama global guna mengatasi risiko dan tantangan baru di bidang kesehatan, terlepas dari kemajuan yang telah dicapai baru-baru ini.

Margaret Chan Fung Fu-chun, direktur jenderal emeritus Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyoroti kemajuan terbaru yang telah dicapai dunia dalam pengobatan dan pencegahan penyakit menular, pengentasan kemiskinan dan kelaparan, akses universal ke perawatan medis dan kesehatan dasar, serta inovasi teknologi untuk mendukung perkembangan pengobatan dan kesehatan.

Namun, dunia masih perlu meningkatkan pertukaran dan kerja sama untuk mengatasi risiko dan tantangan yang muncul, seperti keadaan darurat kesehatan masyarakat dan pembangunan yang tidak seimbang, ujarnya.

Chan menjabat sebagai direktur jenderal WHO pada periode 2007-2017.

Chan menyampaikan hal tersebut dalam konferensi pers yang digelar untuk menandai pembukaan konferensi ketiga Forum Kesehatan Global Forum Boao untuk Asia (Boao Forum for Asia/BFA), di mana dirinya menjabat sebagai presiden.

Diselenggarakan oleh BFA dan pemerintah Kota Beijing, konferensi itu akan berlangsung hingga Kamis (18/7).

Zhang Jun, Sekretaris Jenderal BFA, mengatakan konferensi tersebut merupakan salah satu upaya untuk mendorong implementasi tujuan yang telah ditetapkan dalam upaya mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan kemajuan tata kelola global serta kerja sama internasional di bidang kesehatan.

“Kami berharap bahwa melalui diskusi mendalam, pertukaran ekstensif, dan berbagi pengalaman, kita dapat mencapai konsensus yang luas, mencapai hasil yang positif, dan secara efektif mendorong kerja sama internasional dan inisiatif kesehatan global,” kata Zhang.

Sebanyak 21 subforum paralel akan diselenggarakan dalam acara yang berlangsung selama tiga hari itu, yang mencakup kerja sama internasional mengenai penyakit langka, kerja sama Selatan-Selatan untuk mendukung kesehatan ibu dan anak, serta penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan