Banner

Pemimpin bisnis Indonesia harapkan kerja sama pengembangan NEV dengan China

Sejumlah robot memasang ban mobil di pabrik milik GAC Aion, anak perusahaan Guangzhou Automobile Group Co., Ltd. (GAC Group) untuk kendaraan energi baru (new energy vehicle/NEV), di Guangzhou, Provinsi Guangdong, China selatan, pada 24 Februari 2023. Guangzhou, salah satu basis manufaktur mobil utama China, bekerja keras untuk menarik investasi di industri NEV dalam beberapa tahun terakhir ini. (Xinhua/Deng Hua)

Pengembangan NEV di Indonesia diharapkan dapat dilakukan dengan membangun kerja sama dengan China yang telah memproduksi kendaraan listrik dan mengekspor produk ini ke negara-negara lain, termasuk Indonesia.

 

Jakarta (Xinhua) – Seorang pemimpin bisnis industri otomotif Indonesia mengungkapkan harapannya untuk bekerja sama dengan China dalam produksi kendaraan energi baru (new energy vehicle/NEV) di Indonesia dan belajar dari pengalaman China.

“Indonesia memiliki apa yang kita sebut dengan peta jalan untuk mencapai apa yang kita sebut emisi nol bersih. Alternatifnya adalah memiliki kendaraan energi baru. Salah satunya yaitu kendaraan listrik,” kata Sekretaris Umum GAIKINDO (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), Kukuh Kumara, baru-baru ini.

“Kita dapat meningkatkan teknologi yang ada, tetapi kita juga merangkul teknologi baru. Saya melihat beberapa perusahaan dari China. Tentu saja, mereka sudah berbisnis di sini dan saya pikir bisnis mereka cukup sukses dan diterima oleh pelanggan di Indonesia,” imbuhnya.

“Dan sekali lagi, Indonesia adalah negara yang besar, negara dengan populasi terbanyak (di ASEAN) dan pasar otomotif terbesar di ASEAN. Kita bisa bekerja sama dengan China atau dengan perusahaan China untuk menggunakan Indonesia sebagai basis produksi kendaraan energi baru dan kemudian menggunakan basis produksi itu untuk melakukan ekspor ke negara lain,” lanjut Kukuh.

Banner

Menurutnya, China adalah produsen mobil terbesar di dunia. Indonesia juga dapat belajar atau meniru apa yang telah dikembangkan oleh China.

“Mereka mengembangkan kendaraan energi baru atau kendaraan listrik. Mereka memberikan insentif. Dan dalam waktu singkat mereka memproduksi (jumlah) kendaraan listrik terbesar di dunia. Mereka mulai mengekspor ke negara-negara lain, dan Indonesia adalah salah satunya. Dan Indonesia tentu saja bersedia bekerja sama dengan China,” tandasnya.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan