Jakarta (Indonesia Window) – Penelitian bersama antara perusahaan asal Singapura dan dua perguruan tinggi di tanah air mengungkapkan sumber minyak dan gas baru di Blok Singkil dan Blok Meulaboh di perairan pantai barat-selatan Aceh.
Pernyataan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang diterima di Jakarta, Jumat menyebutkan bahwa penemuan tersebut merupakan Joint Study Assesstment (JSA) oleh Perusahaan migas asal Singapura, Conrad Petroleum menggandeng Universitas Pembangunan Nasional Veteran dan Frontier Point Ltd dengan menggandeng Universitas Trisakti.
Kepala Divisi Eksplorasi dan Eksploitasi, Ibnu Hafidz, mengatakan penemuan itu menunjukkan industri hulu migas di Aceh semakin positif dengan tingginya minat perusahaan migas dari dalam dan luar negeri untuk berinvestasi di provinsi paling barat Indonesia itu.
Menurut dia, total potensi migas di Blok Singkil dengan asumsi P50 adalah sebesar 296 miliar kaki kubik gas (BCF).
Sementara itu, Blok Meulaboh memiliki potensi minyak dengan asumsi P50 (merujuk pada cadangan yang telah terbukti dan kemungkinannya) sebesar 192 juta barel minyak (MMBO), dan potensi gas dengan asumsi yang sama sebesar 1,1 triliun kaki kubik gas (TCF) yang ditangani oleh Frontier Point Ltd.
Berdasarkan hasil studi bersama tersebut, potensi hidrokarbon diyakini berada pada Wilayah Kerja Offshore South West Aceh (Blok Singkil) dengan luas area kerja sebesar 8.200 kilometer persegi.
Sedangkan luas Offshore North West Aceh (Blok Meulaboh) sebesar 9.200 kilometer persegi dengan risiko geologi rata-rata sedang hingga tinggi, khususnya di batuan sumber (source rock).
“Informasi ini dipaparkan dalam presentasi akhir studi bersama di Wilayah Kewenangan Aceh untuk Offshore South West Aceh (OSWA) Blok Singkil oleh Conrad Petroleum, dan North West Aceh (ONWA) Blok Meulaboh oleh Frointier Point Ltd melalui video conference pada pekan lalu di hadapan Tim Penawaran Wilayah Kerja (WK) Migas Aceh,” jelas Hafidz.
Presentasi tersebut melaporkan bahwa Conrad Petroleum Ltd dan Frontier Point Ltd berminat melanjutkan hasil studi bersama itu ke penawaran langsung untuk eksplorasi dan eksploitasi di area tersebut.
Conrad Petroleum Ltd dan Frontier Point Ltd diminta segera menyampaikan hasil studi dan rencana tersebut kepada Direktur Jenderal Migas EDSM c/q Tim Penawaran WK Migas Aceh paling lambat selama 14 hari kerja sejak kegiatan presentasi dilakukan pada 26 Juni 2020.
“Pelaksanaan studi bersama dinyatakan telah selesai baik oleh Conrad Petroleum Ltd maupun Frontier Point Ltd dan telah disampaikan kepada Tim Penawaran Migas Aceh yang terdiri atas Pemerintah Pusat diwakili oleh Ditjen Migas, Pemerintah Aceh diwakili oleh Dinas ESDM Aceh, Kepala Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) dan Civitas Akademik,” jelas Hafidz.
Laporan: Redaksi