Pembukaan kembali perbatasan China akan membantu merevitalisasi perekonomian Kamboja, serta meningkatkan sektor pariwisata negara kerajaan tersebut dengan menyambut kedatangan kembali para wisatawan asal negeri Tiongkok.
Kratie, Kamboja (Xinhua) – Perdana Menteri (PM) Kamboja Samdech Techo Hun Sen pada Senin (2/1) mengatakan bahwa pembukaan kembali perbatasan China akan membantu merevitalisasi perekonomian dan pariwisata negara kerajaan itu.
Hun Sen mengatakan, Kamboja dan negara-negara lainnya menantikan untuk menyambut kembali wisatawan China setelah perekonomian terbesar kedua di dunia itu berencana membuka kembali perbatasannya mulai 8 Januari mendatang.
“Kamboja merupakan salah satu tujuan wisata paling populer bagi wisatawan China,” kata sang PM saat upacara peletakan batu pertama pembangunan jembatan sungai yang didanai China.
Dia menambahkan bahwa negara di Asia Tenggara itu sangat senang menyambut kedatangan kembali wisatawan China, mengingat kehadiran mereka sangat penting bagi pertumbuhan pariwisata dan ekonomi negara tersebut.
“Setelah China membuka kembali perbatasannya, jumlah penerbangan pun akan meningkat berkali-kali lipat, jadi kami berharap dapat menyambut sekitar 2 juta turis China lagi (pada 2023),” kata Hun Sen.
Menurut pemimpin Kamboja itu, sebelum pandemik COVID-19, Kamboja menerima 2,36 juta wisatawan China pada 2019.
Pariwisata merupakan salah satu dari empat pilar utama yang menopang perekonomian Kamboja. Di masa prapandemi, negara itu mencatat 6,6 juta wisatawan mancanegara pada 2019, dan menghasilkan pendapatan 4,92 miliar dolar AS yang menyumbang 12,1 persen Produk Domestik Bruto (PDB) negara itu.
Kamboja terkenal dengan tiga situs warisan dunia yang dimilikinya, yaitu Taman Arkeologi Angkor di Provinsi Siem Reap, Kuil Preah Vihear di Provinsi Preah Vihear, dan Situs Arkeologi Sambor Prei Kuk di Provinsi Kampong Thom.
Selain itu, negara tersebut memiliki 450 km garis pantai yang masih asli yang membentang di empat provinsi di Kamboja barat daya.
*1 dolar AS = 15.572
Laporan: Redaksi