Banner

Pembuatan teh tradisional China masuk daftar warisan budaya UNESCO

“Teknik pengolahan teh tradisional dan praktik sosial terkait di China” dikaji dalam sesi ke-17 Komite Antarpemerintah UNESCO untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda di Rabat, Maroko, pada 29 November 2022. (Xinhua/Xu Supei)

Pembuatan teh tradisional China dan praktik sosial terkait, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan praktik-praktik mengenai pengelolaan perkebunan teh, pemetikan daun teh, pemrosesan manual, cara minum, dan praktik berbagi teh.

 

Rabat, Maroko (Xinhua) – Pembuatan teh tradisional China pada Selasa (29/11) ditambahkan ke dalam daftar warisan budaya takbenda Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).

“Teknik pengolahan teh tradisional dan praktik sosial terkait di China” dinyatakan lolos dalam pengkajian pada sesi ke-17 Komite Antarpemerintah UNESCO untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda yang berlangsung di Rabat, ibu kota Maroko.

China saat ini memiliki 43 item dalam daftar warisan budaya takbenda UNESCO, dan masih menjadi negara dengan jumlah item terbanyak dalam daftar itu di dunia.

Wang Yongjian, ketua delegasi China untuk sesi UNESCO itu, mengatakan kepada Xinhua bahwa penyertaan dalam daftar UNESCO akan membuat warisan budaya ini menjadi semakin dikenal publik dan membantu mendorong apresiasi terhadap keanekaragaman budaya dan kreativitas manusia.

“Kami akan mengajukan dan mempromosikan lebih banyak proyek warisan budaya takbenda yang memiliki karakteristik China dan menampilkan semangat serta kearifan China, sehingga dapat mempromosikan budaya China dengan lebih baik lagi hingga mendunia,” tambahnya.

Pembuatan teh tradisional China
Fang Zhou (kiri) mempelajari proses pembuatan teh batu Wuyi, sejenis teh oolong, dari ibunya di sebuah bengkel kerja di Xingcun, Kota Wuyishan, Provinsi Fujian, China tenggara, pada 10 Mei 2020. (Xinhua/Wei Peiquan)

Teknik pengolahan teh tradisional dan praktik sosial terkait di China mencakup pengetahuan, keterampilan, dan praktik-praktik terkait pengelolaan perkebunan teh, pemetikan daun teh, pemrosesan manual, cara minum, dan praktik berbagi teh.

Sejak zaman kuno, masyarakat China telah menanam, memetik, membuat, dan mengonsumsi teh. Produsen teh telah mengembangkan enam kategori teh, yaitu teh hijau, teh kuning, teh pekat (dark tea), teh putih, teh oolong, dan teh hitam. Bersama dengan teh yang diproses ulang, seperti aneka teh beraroma bunga, terdapat lebih dari 2.000 produk teh di China.

Teh sangat populer dalam kehidupan sehari-hari masyarakat China, dengan teh yang diseduh atau direbus kerap disajikan di tengah keluarga, tempat kerja, kedai teh, restoran, kuil, dan sebagainya. Teh juga menjadi bagian penting dari kehidupan bermasyarakat dan upacara seperti pernikahan dan persembahan, tambah UNESCO.

Pembuatan teh tradisional China
Warga desa memetik daun teh di perkebunan teh di wilayah Mianxian, Kota Hanzhong, Provinsi Shaanxi, China barat laut, pada 19 April 2022. (Xinhua/Tao Ming)

Sesi UNESCO tersebut, yang berlangsung mulai 28 November hingga 3 Desember, mengkaji 46 item yang diajukan oleh negara-negara di seluruh dunia untuk dimasukkan ke dalam Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda Umat Manusia, empat item untuk Daftar Warisan Budaya Takbenda yang Membutuhkan Perlindungan Darurat, lima item untuk Daftar Praktik Perlindungan yang Baik, dan satu permintaan Bantuan Internasional.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan