Banner

Turki mulai bayar gas Rusia dalam rubel

Foto yang diabadikan pada 8 Oktober 2012 ini menunjukkan peralatan jalur pipa Nord Stream sebelum upacara pembukaan jalur gas kedua North Stream di Teluk Portovaya, sekitar 60 kilometer dari Kota Vyborg di Rusia barat laut. (Xinhua)

Pembelian gas alam Rusia oleh Turki telah mulai menggunakan mata uang rubel, sesuai permintaan Rusia guna membantu meningkatkan nilai mata uangnya.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Turki telah mulai membayar sebagian gas alam yang dibeli dari Rusia dalam rubel, kata Menteri Energi Turki Fatih Donmez pada Selasa (8/11).

Dalam sebuah wawancara dengan penyiar TRT Haber, Donmez mengatakan bahwa dalam beberapa bulan mendatang pangsa pembayaran mata uang lokal dalam perdagangan energi dengan Rusia akan meningkat.

Rusia, yang terkena sanksi Barat atas invasinya ke Ukraina, semakin meminta pembeli energinya untuk membayar dalam rubel guna membantu meningkatkan nilai mata uangnya. Sejauh ini sebagian besar kesepakatan energi internasional diselesaikan dalam dolar AS atau euro.

Turki juga berusaha untuk meningkatkan perdagangan menggunakan lira, yang telah dihantam oleh kebijakan moneter yang tidak ortodoks.

Banner

Ankara dan Moskow sepakat pada bulan September untuk memulai pembayaran rubel untuk pembelian gas alam Rusia.

Ketika ditanya tentang proposal Presiden Rusia Vladimir Putin untuk pusat gas alam di Turki, Donmez mengatakan Ankara akan menyusun peta jalan pada akhir tahun ini dan mungkin mengadakan konferensi untuk pemasok dan pembeli.

“Kita dapat menyelenggarakan konferensi gas internasional, mungkin pada bulan Januari atau Februari, untuk mempertemukan pemasok gas dan negara importir guna mendengarkan pendapat mereka, kami akan melanjutkan sesuai dengan masukan dari mereka,” kata Donmez.

Pembelian gas alam Rusia
Foto dari udara yang disediakan oleh Penjaga Pantai Swedia (Swedish Coast Guard) pada 28 September 2022 ini menunjukkan kebocoran keempat di jalur pipa Nord Stream 2 di zona ekonomi eksklusif Swedia. (Xinhua/Swedish Coast Guard)

Bulan lalu, Putin mengusulkan Turki sebagai pangkalan pasokan gas sebagai rute alternatif setelah jaringan pipa Nord Stream di bawah Laut Baltik rusak akibat ledakan. Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan dia setuju dengan gagasan itu.

Uni Eropa, yang sebelumnya bergantung pada Rusia untuk sekitar 40 persen dari kebutuhan gasnya, sedang berusaha melepaskan diri dari energi Rusia menyusul invasi ke Ukraina pada Februari lalu.

Sumber: Reuters; Al Arabiya English

Banner

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan