Operasi militer Israel – melalui serangan udara dan darat – di Tepi Barat pada Senin (3/7) menewaskan delapan warga Palestina, memperburuk penderitaan warga Palestina, serta merusak upaya regional dan internasional untuk mengurangi ketegangan di wilayah yang diduduki itu.
Yerusalem, Israel (Xinhua) – Serangan udara dan darat yang dilancarkan oleh Israel di Tepi Barat pada Senin (3/7) menuai kecaman dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Liga Arab, dan negara-negara di kawasan tersebut, seiring jumlah korban tewas akibat operasi militer berskala besar itu terus meningkat.
Sedikitnya delapan warga Palestina tewas dan puluhan lainnya terluka di Kota Jenin, Tepi Barat utara, dalam sebuah operasi militer Israel yang diluncurkan mulai tengah malam dan berlangsung hingga sepanjang hari, kata Kementerian Kesehatan Palestina.
Tentara Israel mengatakan operasi itu bertujuan untuk meluncurkan “upaya antiterorisme yang ekstensif.” Menurut juru bicara militer Israel Daniel Hagari, serangan itu difokuskan pada kamp pengungsi Jenin, dan “bukan untuk melawan Otoritas Palestina, melainkan melawan kelompok teroris di Jenin.”
Pada Senin, Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah Tor Wennesland mencuit di Twitter bahwa eskalasi yang terjadi saat ini di Tepi Barat yang diduduki “sangat berbahaya” menyusul meningkatnya ketegangan selama berbulan-bulan.
Operasi itu “sekali lagi mengingatkan kita pada situasi yang sangat tidak stabil dan tidak dapat diprediksi di Tepi Barat yang diduduki,” cuitnya, mendesak agar semua pihak menjamin warga sipil terlindungi.
Koordinator Residen dan Kemanusiaan PBB di Palestina Lynn Hastings menyatakan “waspada” dalam sebuah cuitan di Twitter dan menekankan bahwa “akses ke semua yang terluka harus dipastikan.”
Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul-Gheit pada Senin mengutuk serangan militer Israel di Jenin dan meminta para pendukung perdamaian di seluruh dunia untuk segera melakukan intervensi dan menghentikan operasi “keji dan kriminal” Israel.
“Operasi militer brutal Israel yang sedang berlangsung di Jenin sangat dikecam,” cuit Aboul-Gheit, mengatakan penyerangan terhadap kota dan kamp dengan dukungan udara serta penghancuran rumah dan jalan adalah hukuman serta balas dendam kolektif yang hanya akan berujung pada eskalasi ketegangan lebih lanjut.
Kementerian Luar Negeri Uni Emirat Arab pada Senin juga menyatakan kecaman keras terhadap pasukan Israel.
Dalam sebuah pernyataan, kementerian itu menyerukan agar secepatnya menghentikan kekerasan yang berulang dan meningkat terhadap rakyat Palestina, mendesak otoritas Israel untuk mengurangi ketegangan dan menghindari langkah-langkah yang “memperburuk ketegangan dan kekerasan di wilayah Palestina yang diduduki dan mengakibatkan semakin parahnya situasi dan kelanjutan siklus kekerasan.”
Dalam sebuah pernyataan pada Senin yang sama, Kementerian Luar Negeri Mesir mengutuk serangan Israel “dengan sangat keras,” menyuarakan penentangannya terhadap serangan dan serbuan berulang Israel ke kota-kota di Palestina yang menewaskan warga sipil.
Menggambarkan serangan Israel sebagai “pelanggaran terang-terangan terhadap hukum dan legitimasi internasional,” kementerian tersebut memperingatkan tentang dampak serius dari eskalasi yang sedang berlangsung, yang menurut kementerian itu akan memperburuk penderitaan warga Palestina dan merusak upaya Mesir serta juga upaya regional dan internasional untuk mengurangi ketegangan di wilayah yang diduduki itu.
Yordania pada Senin memperingatkan konsekuensi malapetaka akibat serangan Israel di Jenin, menyerukan intervensi masyarakat internasional untuk menghentikan operasi militer Israel.
Turkiye juga mengutuk keras operasi militer Israel, mendesak Israel untuk bertindak dengan akal sehat dan menghentikan aksi semacam itu.
Kementerian Luar Negeri dan Emigran Lebanon pada Senin mengutuk agresi Israel, yang disebutnya “menarget seluruh penduduk tanpa membedakan antara warga sipil dan pejuang atau antara kaum muda, anak-anak, dan orang tua.”
Kementerian itu meminta masyarakat internasional untuk menekan “agresor” Israel agar menghentikan serangan dan melindungi warga sipil yang tak berdaya.
Laporan: Redaksi