Banner

Jaksa penuntut ICC desak hakim tolak upaya Israel hentikan surat perintah penangkapan Netanyahu

Sebuah tank Israel terlihat di dekat perbatasan Israel selatan dengan Gaza pada 20 Mei 2025. (Xinhua/Jamal Awad)

Netanyahu dan Gallant bertanggung jawab atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza antara 8 Oktober 2023 dan 20 Mei 2024.

 

Den Haag, Belanda (Xinhua/Indonesia Window) – Kantor Jaksa Penuntut di Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) menentang permintaan Israel untuk menarik surat perintah penangkapan yang dikeluarkan untuk Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dan mantan menteri pertahanan Israel Yoav Gallant, dengan alasan “tidak ada dasar hukum” untuk melakukan hal tersebut dan mendesak para hakim untuk melanjutkan investigasi atas dugaan kejahatan yang dilakukan di Gaza.

Dalam sebuah pengajuan gugatan hukum setebal 10 halaman yang diunggah di situs webnya pada Rabu (21/5), jaksa penuntut Karim Khan menanggapi pengajuan Israel pada awal bulan ini. Israel telah meminta pengadilan, atau Kamar Pra-Persidangan I, untuk menarik surat perintah dan menangguhkan penyelidikan ICC hingga ada keputusan atas tantangan Israel terhadap yurisdiksi pengadilan.

Jaksa penuntut menekankan bahwa “tidak ada dasar untuk menarik atau membatalkan surat perintah tersebut,” seraya menegaskan bahwa ICC telah menetapkan tindakan yang dituduhkan kepada Netanyahu dan Gallant termasuk dalam yurisdiksi pengadilan. ICC sebelumnya menemukan “alasan yang masuk akal untuk meyakini” bahwa kedua pejabat tersebut bertanggung jawab atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza antara 8 Oktober 2023 dan 20 Mei 2024.

Foto yang diabadikan pada 12 Maret 2025 ini menunjukkan Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) di Den Haag, Belanda. (Xinhua/Peng Ziyang)

Gugatan yurisdiksi Israel telah ditolak pada November 2024, tetapi Majelis Banding membatalkan keputusan itu pada April 2025, dengan alasan-alasan yang tidak memadai. Namun, jaksa penuntut mengklarifikasi bahwa pembatalan ini “tidak berpengaruh pada surat perintah.”

Banner

Dalam kesimpulannya, jaksa penuntut meminta para hakim menolak permintaan Israel untuk menarik atau membatalkan surat perintah penangkapan, dan “menolak permintaan Israel untuk penangguhan investigasi atas situasi di Palestina.”

Pada November 2024, ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan Gallant atas “kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang.” Pada Februari 2025, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjatuhkan sanksi terhadap badan internasional tersebut, termasuk hukuman finansial dan pembatasan visa, dengan menuduh pengadilan tersebut “terlibat dalam tindakan tidak sah dan tidak berdasar yang menargetkan Amerika dan sekutu dekat kami, Israel.”

Baru-baru ini, raksasa perangkat lunak AS, Microsoft, memblokir akun email kepala jaksa penuntut ICC, Khan, dengan alasan sanksi Trump. Tindakan pemblokiran ini dilaporkan telah melumpuhkan pekerjaan ICC karena ketergantungan yang besar pada penyedia layanan seperti Microsoft.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan