Muslim LifeFair di Bogor dengan tema UMKM mempertemukan beragam pelaku UMKM, baik yang telah dikenal luas oleh masyarakat maupun usaha-usaha lokal baru.
Bogor, Jawa Barat (Indonesia Window) – Seri pameran multi kegiatan, Muslim LifeFair, yang digelar oleh Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI) Koordinator Wilayah (Korwil) Bogor, telah menarik setidaknya 20.000 pengunjung selama tiga penyelenggaraan, mulai 31 Mei hingga 2 Juni, di Innovation Convention Center Badan Riset dan Inovasi Nasional (ICC BRIN) Cibinong.
“Alhamdulillah, jumlah pengunjung yang mencapai kurang lebih 20.000 orang pada MLF kali ini merupakan indikasi kuat bahwa event yang baru pertama kali digelar di Bogor ini berhasil,” kata Ketua KPMI Korwil Bogor, Nanang Suriyana, di Bogor, Ahad (2/6).
Muslim LifeFair (Mufair/MLF) merupakan rangkaian dari acara puncak, Muslim LifeFest (Mufest) yang rencananya akan digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang, Banten, berkonjungsi dengan pameran Business to Business (B2B) Jakarta Halal Expo & Conference (JHEC), pada 30 Agustus-1 September.
Nanang melanjutkan, Muslim LifeFair di Bogor dengan tema “Pesta UMKM” menjadikan event tahunan tersebut berbeda dan unik dari seri MLF di kota-kota lainnya di Tanah Air.
“Muslim LifeFair di Bogor dengan tema UMKM mempertemukan beragam pelaku UMKM, baik yang telah dikenal luas oleh masyarakat maupun usaha-usaha lokal baru. Ini kolaborasi yang baik, yang diharapkan membantu dan mendukung para pelaku usaha di Bogor untuk terus tumbuh dan berkembang,” ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, kehadiran para ustadz dan ustadzah yang memberikan kajian-kajian ilmiah tematik dalam bentuk talkshow juga menjadi daya tarik yang mengundang banyak pengunjung dari segala kalangan yang berbeda latar belakang.
“Ada Kak Erlan dan Kak Yogi yang telah dikenal sebagai pendakwah di kalangan anak-anak dan keluarga Muslim. Ini sangat menarik,” tutur Nanang.
Pencapaian target jumlah pengunjung dan tingginya animo masyarakat untuk mengunjungi pameran tersebut mendorong KPMI dan pihak penyelenggara, Lima Events Indonesia, untuk menjadikan Muslim LifeFair sebagai event tahunan di Bogor.
Ekonomi Umat Islam
Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu pilar terpenting dalam perekonomian Indonesia. Data dari Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan jumlah UMKM pada pertengan Juli 2023 mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 61,07 persen atau senilai 8.573,89 triliun rupiah.
Kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional meliputi kemampuan menyerap sekitar 117 juta pekerja atau 97 persen dari total tenaga kerja yang ada, serta menghimpun sampai 60,4 persen dari total investasi, berdasarkan data semester I tahun 2021.
Meskipun berkontribusi besar pada perekonomian nasional, para pelaku usaha, terutama sekelas UMKM di Tanah Air, “membutuhkan keseriusan dan keberanian,”, ujar pembina KPMI Ustadz Arifin Badri, dalam kesempatan berbeda.
“Selain itu, para pelaku usaha juga harus membangun sinergi dan networking,” lanjutnya, seraya menekankan bahwa Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI) yang telah berada di 34 provinsi dan tiga negara (Jepang, Qatar, dan Uni Emirat Arab) merupakan salah satu wadah yang tepat untuk mengembangkan jejaring usaha.
Menurut Ust. Arifin, produk-produk milik para pengusaha Muslim memiliki nilai khusus karena ada jaminan halal, memiliki kualitas yang baik dari sisi rasa, pengemasan (packaging), serta harga yang cukup bersaing di pasaran. “Para pengusaha Muslim pun tentunya akan berniaga secara halal.”
“Makanya saya sangat mengapresiasi dan mendukung produk-produk Muslim, dan saya mengajak kaum Muslimin untuk menjadikan produk-produk Muslim sebagai alternatif utama dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ujarnya.
“Produk mereka pasti halal, dan ini menjamin kenyamanan bagi masyarakat,” tegas Ketua Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi’i (STDIIS) Jember, Jawa Timur, tersebut.
Mengenai Muslim LifeFair, Ust. Arifin mengatakan bahwa event tersebut bukan sekadar untuk meningkatkan penjualan produk, tapi juga mencari dan mengembangan network, mengenalkan brand, serta menjadi kesempatan bagi para pelaku usaha untuk melakukan riset pasar dengan melihat produk-produk lain dan strategi bisnis para pengusaha lain.
“Para pengusaha harus terus melakukan update dan upgrade bisnis mereka karena kita harus menjadi leader di rumah sendiri, dan harus menjadi leader di skala yang lebih besar,” tuturnya.
Ust. Arifin mencontohkan, “hari ini ekonomi kita masih didominasi produk-produk dari luar. Dari hal yang sangat kecil, seperti sambal yang dulunya merupakan produk istri dan orangtua kita, hari ini sudah menjadi monopoli orang-orang luar.”
“Para pengusaha harus terus bersinergi dan belajar, tidak hanya di rantai produksi, tapi juga bagaimana melakukan marketing (pemasaran), membangun network, belajar pricing, packaging, serta positioning produk dan brand agar bisa berkompetisi,” urainya, seraya menambahkan, KPMI punya KPMI Entrepreneur School (KES) sebagai media untuk meng-upgrade diri.
“Muslim LifeFair yang perdana di Bogor ini luar biasa, baik dari skala pengunjung dan variasi produk. Semoga di kali kedua lebih baik dan lebih besar, sehingga manfaatnya akan lebih besar dan dirasakan oleh lebih banyak masyarakat,” pungkasnya.
Laporan: Redaksi