Perundingan FTA antara Indonesia dan EAEU (IEAEU-FTA) merupakan momentum bersejarah untuk meningkatkan hubungan bilateral ke tingkat yang lebih tinggi.
Jakarta (Indonesia Window) – Menteri Perdagangan RI, Zulkifli Hasan, menekankan pentingnya penyelesaian perundingan FTA (Free Trade Agrement) dengan Uni Ekonomi Eurasia/UEE (Eurasian Economic Union/EAEU) saat bertemu dengan anggota Dewan-Menteri Integrasi dan Ekonomi Makro Komisi Ekonomi Eurasia, Sergei Glazyev, di Jakarta, Jumat.
“Saya menyampaikan selamat kepada Indonesia dan anggota Uni Ekonomi Eurasia/UEE (Eurasian Economic Union/EAEU) atas peluncuran Perundingan Indonesia-Eurasia Economic Union-Free Trade Agreement (IEAEU-FTA) di bulan Desember lalu,” kata Mendag Zulkifli Hasan.
Menurut mendag, perundingan FTA antara Indonesia dan EAEU (IEAEU-FTA) merupakan momentum bersejarah untuk meningkatkan hubungan bilateral ke tingkat yang lebih tinggi.
Sebelumnya, perundingan IEAEU-FTA diluncurkan secara resmi oleh menteri perdagangan RI dan anggota Dewan Menteri Perdagangan EAEU pada 5 Desember 2022 lalu secara daring (dalam jaringan).
Saat ini kedua pihak masih menyusun draf kerangka acuan perundingan IEAEU-FTA. Perundingan putaran pertama direncanakan dilaksanakan pada kuartal pertama 2023, yaitu di bulan Maret/April tahun ini dan ditargetkan dapat diselesaikan dalam waktu dua tahun.
Beberapa cakupan isu perundingan dalam IEAEU-FTA meliputi perdagangan barang, aturan asal barang (rules of origin), pengamanan perdagangan (trade remedies) prosedur kepabeanan fasilitasi perdagangan (customs procedure and trade facilitation), sanitasi dan fitosanitasi, hak kekayaan intelektual, hambatan teknis untuk perdagangan, persaingan usaha, serta perdagangan digital.
Pada pertemuan tersebut, kedua pihak juga membahas Indonesia-EEC (European Economic Community) Joint Working Group (JWG). Mendag menyampaikan, Indonesia dan EEC memiliki Nota Kerja Sama untuk membentuk JWG sebagai forum diskusi tentang kerja sama teknis dalam rangka peningkatan perdagangan dan investasi.
“Indonesia menyambut baik berbagai inisiatif dalam rangka mengoptimalkan potensi hubungan ekonomi bilateral, sangat penting bagi kedua pihak untuk menyelesaikan perundingan secepatnya,” ujar Mendag.
Nota Kerja Sama (Memorandum of Cooperation/MOC) tersebut ditandatangani pada 17 Oktober 2019 di sela sela Trade Expo Indonesia (pameran dagang terbesar Indonesia).
Nota kerja sama tersebut akan dijadikan landasan untuk memulai kerja sama teknis di berbagai bidang guna meningkatkan perdagangan dan investasi serta mengurangi hambatan di antara kedua pihak.
Sementara itu Sergei Glazyev mengatakan, meskipun hubungan perdagangan bilateral sudah cukup baik namun masih terdapat ruang untuk ditingkatkan.
“Perjanjian FTA dan diskusi kerja sama teknis di bawah Nota Kerja Sama diharapkan dapat mendorong arus perdagangan dan investasi dua arah,” imbuhnya.
Pada periode Januari—November 2022, total perdagangan Indonesia dan EAEU mencapai 4,0 miliar dolar AS, naik 32,75 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pada 2021, perdagangan kedua pihak tercatat sebesar 3,33 miliar dolar. Pada periode ini, ekspor Indonesia ke EAEU tercatat sebesar 1,52 miliar dolar, sedangkan impor Indonesia dari EAEU tercatat sebesar 1,82 miliar dolar.
Ekspor utama Indonesia ke EAEU di antaranya minyak kelapa sawit, minyak kelapa kopra, karet alam balata, alas kaki kulit, serta margarin. Sementara impor Indonesia dari EAEU di antaranya pupuk mineral/kimia (kalium), produk setengah jadi besi baja, paduan fero, batu bara briket, dan pupuk mineral/kimia (nitrogen).
Pada 2021 EAEU menempati posisi ke-30 sebagai sumber investasi asing langsung (FDI) Indonesia dengan nilai investasi 23,2 juta dolar yang terdiri atas 214 proyek. Nilai ini meningkat 404,49 persen dibanding tahun 2020 yang tercatat sebesar 4,6 juta dolar.
Laporan: Redaksi