Perkembangan pesat China telah mendorong Carsten Boyer Thogersen menyerukan negara-negara Eropa, termasuk Denmark, untuk melanjutkan dan memperluas kerja sama ekonomi dan dagang mereka dengan China, yang benar-benar membantu Eropa dalam menggapai kemakmuran.
Kopenhagen, Denmark (Xinhua) – “Bisakah Anda membayangkan bahwa terdapat ikan hidup dan makanan laut (seafood) di sebuah toko swalayan di Kota Baiyin di Provinsi Gansu, yang letaknya berjauhan dari wilayah pesisir?”
Carsten Boyer Thogersen, mantan diplomat Denmark di China, berbincang dengan Xinhua soal perkembangan sosial dan ekonomi China yang disaksikannya dalam beberapa tahun terakhir.
Thogersen, yang telah bekerja dengan China selama lebih dari 45 tahun, pernah menjabat sebagai konsul jenderal Denmark di Guangzhou dan Shanghai serta telah mengunjungi hampir semua provinsi di China dan bahkan beberapa daerah pedesaan terpencil.
“Kali pertama saya mengunjungi Gansu adalah sekitar tahun 1990 saat saya bepergian ke Lanzhou, ibu kota provinsi tersebut, yang bisa dibilang sangat miskin. Namun, lima tahun yang lalu, saya pergi ke Baiyin di utara Kota Lanzhou. Pada malam hari, ketika saya berjalan memasuki toko swalayan yang baru didirikan, saya mendapati bahwa tempat itu tertata dengan baik, tidak berbeda dengan yang ada di pusat kota Kopenhagen,” ujar Thogersen.
Pemandangan yang dideskripsikan Thogersen membuat mantan diplomat itu, yang kembali mengunjungi Gansu pada 2017, terkejut.
“Sungguh menakjubkan melihat toko swalayan di Baiyin memiliki haixian (makanan laut dalam bahasa Mandarin), yang diterbangkan dari daerah pesisir.”
Thogersen, yang berusia 70-an tahun, merupakan pakar China yang mengagumi budaya China dan telah mempelajari bahasa Mandarin sejak dirinya masih muda. Sejak 1980, dia menggunakan nama Mandarin Cao Boyi.
Bagi Thogersen, ini hanyalah salah satu contoh bagaimana pertumbuhan ekonomi di China meningkatkan taraf hidup masyarakatnya dalam beberapa tahun terakhir.
Thogersen, yang tinggal di China selama 20 tahun terakhir, mengatakan bahwa dirinya “berkesempatan melihat langsung perubahan di China, terutama di daerah pedesaan.”
Thogersen kerap menjelaskan kepada teman-temannya dari luar negeri bahwa perkembangan pesat China terjadi seiring banyaknya investasi dalam pembangunan infrastruktur di negara Asia Timur ini selama lima hingga delapan tahun terakhir, sehingga mengalami perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya. China juga mendeklarasikan “kemenangan yang komprehensif” dalam perjuangannya memberantas kemiskinan tahun lalu.
Pada 2015, Kamar Dagang Denmark menganugerahkan penghargaan Business Person Lifetime Achievement Award kepada Thogersen sebagai pengakuan atas kontribusinya dalam melayani hubungan dagang Denmark-China selama lebih dari 35 tahun.
Saat ini, China sedang mempercepat konstruksi paradigma pembangunan “sirkulasi ganda,” dengan pasar domestik dan luar negeri yang saling menopang dan pasar domestik sebagai pusatnya.
Menurut Thogersen, ini merupakan penyesuaian kebijakan holistik yang didasarkan pada lingkungan internasional dan karakteristik pasar domestik China.
“China tidak bisa sepenuhnya mengandalkan pasar internasional, (tetapi juga) harus memberikan prioritas demi memastikan pertumbuhan pasar domestik yang kuat dan sehat,” urai Thogersen.
Mantan diplomat Denmark tersebut menyerukan kepada negara-negara Eropa, termasuk Denmark, untuk melanjutkan dan memperluas kerja sama ekonomi dan dagang mereka dengan China, yang benar-benar membantu Eropa dalam menggapai kemakmuran.
“Jika China harus melanjutkan pembangunan ekonominya, China juga harus tetap membuka pintu dan ambil bagian dalam perdagangan internasional. Secara bersamaan, negara-negara Eropa, Denmark, agar konsumen kita makmur, kita harus melanjutkan dan memperluas kerja sama dagang dan ekonomi kita dengan China,” imbuh Thogersen.
Thogersen menyuarakan harapannya bahwa “hubungan perdagangan penting antara Eropa dan China akan terus berlanjut seperti yang telah dilakukan selama 40 tahun terakhir.”
Laporan: Redaksi