Jakarta (Indonesia Window) – Hingga bulan Juni 2020, baru dua produk Indonesia yang telah menembus pasar Amerika Serikat dengan nilai 898,5 juta dolar AS (sekira 13,2 triliun rupiah), menurut Konsul Jenderal Indonesia di Houston, Nana Yuliana, dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Rabu.
“Dari sepuluh produk utama Indonesia yang diekspor ke Amerika Serikat tahun 2020 (sampai dengan bulan Juni), baru produk seafood (makanan laut) dan makanan olahan yang masuk. Masih ada ruang yang dapat dimanfaatkan eksportir UKM Indonesia untuk masuk ke pasar Amerika Serikat,” ujar konjen dalam seminar daring berjudul Exporting Consumer Products to USA pada Rabu.
Seminar tersebut bertujuan mendorong ekspor produk makanan UKM (Usaha Kecil dan Menengah) Indonesia ke Amerika Serikat dengan menghadirkan Cynthia Ford, Michael Valenzuela dan John Sproul dari Food and Drug Administration (FDA).
FDA adalah lembaga pemerintah Amerika Serikat yang mengatur perizinan impor produk makanan dan minuman, obat-obatan, produk elektornik beradiasi, kosmetik, produk untuk hewan, dan tembakau.
Sebanyak 218 peserta seminar berharap dapat masuk ke pangsa pasar AS.
Mereka merasa khawatir dengan persyaratan yang ditetapkan oleh FDA, yang dianggap rumit oleh sebagian besar eksportir UKM Indonesia.
Melalui seminar tersebut mereka mendapatkan informasi mengenai kewenangan FDA, terkait mekanisme impor, dan saran untuk menggunakan jasa broker (penghubung) impor berliseni guna membantu menyelesaikan kewajiban administrasi.
Konjen RI di Houston mengimbau eksportir UKM untuk tidak sungkan melakukan komunikasi awal dengan KJRI atau IACC-SCU (Indonesian American Chamber of Commerce – Southeastern Central USA) dalam memahami prosedur FDA.
IACC-SCU atau Kamar Dagang Indonesia-Amerika Bagian Tenggara Tengah AS) adalah organisasi nirlaba independen dan terpercaya, yang secara aktif mempromosikan dan mengembangkan peluang ekonomi bagi korporasi Indonesia-Amerika, usaha kecil, pengusaha dan profesional dalam melakukan hubungan bisnis, perdagangan, dan investasi antara kedua negara.
Seminar daring tersebut diselenggarakan oleh KJRI di Houston bekerja sama dengan IACC-SCU, Sekolah Ekspor, dan Kementerian Luar Negeri RI.
Laporan: Redaksi