Literatur daring telah menyediakan pendekatan yang berkembang bagi pertukaran budaya serta cara efektif bagi China untuk menceritakan kisahnya tentang masa lalu dan masa kini kepada dunia.
Hong Kong (Xinhua) – Dalam novel terbaru karya Kittisak Kongka, penulis daring Thailand berusia 33 tahun, salah satu latar utamanya adalah sebuah restoran. Dia memutuskan menjadikannya restoran masakan China saat menulis novel tersebut.
“Makanan China sangat populer dan trendi di Thailand, jadi menurut saya restoran China (sebagai latar tempat) akan menarik untuk cerita saya,” kata Kongka.
Novel karya Kongka memenangkan penghargaan emas dalam ajang WebNovel Spirity Awards (WSA) 2022, kompetisi penulisan novel daring global yang diselenggarakan oleh WebNovel, portal bacaan milik China Literature Limited (CLL).
Pertama digelar pada 2018 dan semula ditujukan untuk penulis berbahasa Inggris, kompetisi tahunan ini telah dibuka bagi penulis bahasa Indonesia dan Thailand untuk kali pertama pada 2022. Lebih dari 90.000 novel dari seluruh dunia dikirim tahun lalu, dan tiga peserta dari Thailand, India, dan Pakistan masing-masing memenangkan penghargaan emas.
Dalam acara penganugerahan penghargaan yang diadakan di Hong Kong pada Jumat (10/3) tersebut, lebih dari 20 penulis daring asal berbagai negara dan kawasan seperti Jerman, Kanada, Indonesia, dan Thailand, serta beberapa tamu lain dengan latar belakang profesional di bidang seni dan budaya membahas seputar perkembangan sastra daring di China maupun dunia secara luas.
Literatur daring telah menyediakan pendekatan yang berkembang bagi pertukaran budaya serta cara efektif bagi China untuk menceritakan kisahnya tentang masa lalu dan masa kini kepada dunia. Pada 2021, lebih dari 10.000 karya sastra daring China memasuki pasar luar negeri, dengan besarnya pasar melebihi 3 miliar yuan, menurut sebuah buku biru tentang literatur daring China yang diterbitkan oleh Asosiasi Penulis China (China Writers Association).
Sebuah laporan yang dirilis oleh CLL pada ajang penghargaan tersebut menunjukkan bahwa hingga akhir 2022, sekitar 2.900 karya literatur daring China telah diterjemahkan dan diterbitkan di Webnovel, yang menarik minat sekitar 170 juta pembaca dari 200 lebih negara dan kawasan di seluruh dunia, dengan 75 persen di antaranya merupakan Generasi Z (generasi kelahiran tahun 1996-2012).
“Saya mengenal China dari menonton serial TV seperti ‘Bao Qingtian’ (Justice Bao) ketika saya masih kecil,” kata Pippo, seorang manajer senior di OokbeeU, portal bacaan Thailand yang bermitra dengan Webnovel, dalam acara tersebut.
Literatur daring seakan menyediakan lensa baru bagi masyarakat Thailand untuk melihat China akhir-akhir ini, terutama bagi generasi muda, karena menurut perkiraan, hampir 10 persen warga Thailand memiliki kebiasaan membaca novel di Ookbee, kata Pippo.
Menurut laporan CLL, di antara diskusi daring oleh kalangan pembaca luar negeri di Webnovel tahun lalu, kata-kata terkait China disebutkan lebih dari 150.000 kali. Hal-hal seperti makanan, seni bela diri, seni teh, panda raksasa, dan kota-kota seperti Beijing, Shanghai, Hong Kong, Makau, dan Hangzhou termasuk yang paling banyak disebutkan.
Pada September tahun lalu, 16 novel daring China memasuki koleksi di British Library, yang mencakup tema fiksi ilmiah, sejarah, realitas, dan fantasi, kata laporan itu.
Selain memfasilitasi penyebaran cerita China ke dunia, praktisi di industri literatur daring China juga berkontribusi dalam mempromosikan industri global, seperti yang ditunjukkan dalam laporan bahwa total populasi penulis daring luar negeri di Webnovel telah tumbuh sebesar 130 persen dari 2018 hingga 2022. Lima negara teratas dengan jumlah penulis terbesar di platform itu secara berturut-turut adalah Amerika Serikat, India, Filipina, Indonesia, dan Inggris.
Menurut Zhao Bipeng, direktur bisnis luar negeri di CLL, China memiliki rantai industri yang relatif matang untuk literatur daring, dengan banyak novel daring populer telah diangkat menjadi film, drama TV, gim video, dan lain-lain.
Saat ini penting bagi praktisi China untuk mengembangkan kekayaan intelektual karya literatur daring asing dengan mitra di luar negeri, kata Zhao.
Sejak 2018, sekitar 40 persen karya peraih penghargaan WSA telah diangkat menjadi berbagai jenis karya multimedia, seperti sandiwara TV, sandiwara radio, dan kartun. Sebuah rencana pengembangan karier baru untuk penulis daring luar negeri juga diumumkan di acara penghargaan tersebut oleh CLL, yang bertujuan memanfaatkan potensi adaptasi karya mereka.
Bagi Kongka yang ketiga novelnya telah diadaptasi ke layar lebar di Thailand, sangat disayangkan ketika dirinya melewatkan kesempatan kerja sama dengan sebuah perusahaan produksi China beberapa tahun lalu. Namun kini dirinya optimistis tentang prospek kariernya di China, dan berharap dapat memperoleh inspirasi baru dari budaya China yang sangat kaya.
Laporan: Redaksi