Pembuangan air limbah radioaktif dari nuklir Fukushima rencananya akan dibuang oleh pemerintah Jepang setelah melalui proses menggunakan sistem pengolahan cairan canggih (advanced liquid processing system/ALPS).
Suva, Fiji (Xinhua) – Para pemimpin Forum Kepulauan Pasifik (Pacific Islands Forum/PIF) pada Jumat (24/2) kembali menegaskan pentingnya menjadikan sains dan data sebagai pedoman dalam keputusan Jepang perihal pembuangan air limbah yang terkontaminasi nuklir di Fukushima.
“Berkenaan dengan rencana pembuangan air yang telah diolah dengan sistem pengolahan cairan canggih (advanced liquid processing system/ALPS) oleh pemerintah Jepang, para pemimpin forum tersebut kembali menegaskan pentingnya menjadikan sains dan data sebagai pedoman dalam keputusan politik tentang rencana pembuangan itu,” ujar ketua PIF yang akan segera mengakhiri masa jabatannya sekaligus Perdana Menteri Fiji Sitiveni Rabuka usai berakhirnya pertemuan khusus pemimpin PIF itu.
Sementara itu, ketua PIF berikutnya yang juga menjabat sebagai perdana menteri Kepulauan Cook Mark Brown pada Jumat menekankan bahwa pembuangan air limbah yang terkontaminasi nuklir oleh Jepang harus dilakukan dengan cara yang aman.
Dia merasa senang karena dapat melakukan perjalanan ke Jepang baru-baru ini sebagai bagian dari delegasi PIF dalam upaya untuk menyampaikan kekhawatiran mereka tentang rencana pembuangan air limbah yang terkontaminasi nuklir itu.
PIF telah mendesak Jepang untuk menunda rencana pembuangan air limbah yang terkontaminasi oleh Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi yang rusak ke Samudra Pasifik.
Pemerintah Jepang pada Januari mengatakan bahwa rencana kontroversial untuk melepaskan air limbah radioaktif ke Pasifik itu akan dimulai pada musim semi atau musim panas.
Sembari menekankan bahwa kawasan Pasifik bersikeras bahwa pembuangan air limbah radioaktif tidak boleh dilakukan sampai semua pihak memverifikasi keamanannya, Sekretaris Jenderal PIF Henry Puna baru-baru ini mengatakan bahwa sangat penting bagi kawasan Pasifik untuk memastikan bahwa Jepang tidak melanjutkan rencana pembuangan air limbah tersebut.
Dia mengatakan PIF harus mencegah tindakan yang akan mengarahkan atau menyesatkan mereka menuju bencana kontaminasi nuklir besar lainnya di tangan orang lain.
Pertemuan para pemimpin PIF itu diadakan di Nadi, kota terbesar ketiga di Fiji, sejak Kamis (23/2) malam waktu setempat, dan berfokus pada solidaritas PIF.
Pertemuan tersebut juga membahas Strategi untuk Benua Pasifik Biru 2050 dan peralihan kursi kepemimpinan PIF dari Fiji ke Kepulauan Cook.
Laporan: Redaksi