Banner

Jakarta (Indonesia Window) – Lebih dari 40 persen mahasiswa di Taiwan meragukan pendidikan tinggi, sementara persentase yang kurang lebih sama juga menyatakan pesimisme tentang masa depan mereka setelah lulus, menurut survei yang dilakukan oleh Yayasan Pendidikan Profesor Huang Kun-huei.

Survei menemukan bahwa 40,4 persen responden memiliki keraguan tentang gelar sarjana, dan 39,5 persen mengatakan mereka juga pesimis tentang masa depan mereka.

Pada konferensi pers yang diadakan Sabtu untuk merilis hasil survei, Ketua Yayasan Huang Kun-huei mengatakan angka-angka ini sangat tinggi dan perlu dikhawatirkan.

Dalam beberapa hal, ini banyak berkaitan dengan kelebihan pasokan universitas di Taiwan, menyebabkan mahasiswa mempertanyakan manfaat memiliki gelar sarjana, jelas Huang.

Sementara itu, 46,2 persen responden mengatakan mereka berharap untuk memasuki pasar kerja segera setelah lulus, sementara 18,3 persen mengatakan bahwa mereka berencana untuk melanjutkan pendidikan di Taiwan dan 13,3 persen menyatakan ingin pergi ke luar negeri untuk tujuan yang sama.

Jajak pendapat juga mengungkapkan bahwa 74,1 persen mahasiswa senang dengan jurusan akademik mereka dan itu sesuai dengan minat mereka.

Mengenai kekhawatiran responden tentang masa depan mereka setelah lulus, Wakil Menteri Politik di Kementerian Ujian Lee Lung-sheng percaya bahwa mungkin ada banyak faktor yang rumit, salah satunya adalah jumlah lulusan perguruan tinggi lebih banyak daripada lowongan pekerjaan di bidang studi tertentu.

Mahasiswa bisa jadi bingung ketika mereka memasuki pasar kerja dan mengetahui bahwa gaji yang didapat mungkin tidak seperti yang mereka harapkan, tetapi malah setara dengan apa yang mungkin diperoleh pemegang gelar tingkat sekolah kejuruan, kata Lee.

Jajak pendapat, yang dilakukan antara 20 Mei dan 20 Juli di antara mahasiswa nasional, mengumpulkan 6.381 sampel yang valid.

Sumber: Kantor Berita CNA

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan