Larangan impor barang-barang mewah, termasuk tembakau, berlian, serta sejumlah kendaraan, produk minuman keras, dan smartphone mewah, diberlakukan oleh pemerintah Nepal pada April tahun ini di tengah menipisnya cadangan devisa akibat lonjakan barang-barang dari luar negeri.
Kathmandu, Nepal (Xinhua) – Kabinet Nepal pada Selasa (6/12) memutuskan untuk mengakhiri larangan yang telah berlaku selama delapan bulan atas impor sejumlah kendaraan, produk minuman keras, dan perangkat seluler mewah mulai 16 Desember mendatang, kata seorang menteri kabinet.
Kepada Xinhua, Menteri Pemuda dan Olahraga Nepal Maheshwor Jung Gahatraj mengatakan bahwa keputusan untuk mencabut larangan itu diambil oleh kabinet.
Larangan itu kali pertama diberlakukan pada April tahun ini di tengah menipisnya cadangan devisa akibat lonjakan impor, dengan menyasar barang-barang mewah termasuk tembakau, berlian, serta sejumlah kendaraan, produk minuman keras, dan smartphone mewah.
Pada akhir Agustus lalu, pemerintah melonggarkan larangan tersebut dengan hanya melarang masuknya beberapa kendaraan, perangkat seluler mewah, dan produk minuman keras hingga 13 Oktober, yang kemudian diperpanjang hingga pertengahan Desember.
Komunitas bisnis di Nepal menuntut diakhirinya larangan impor tersebut dengan menyoroti kerugian bisnis dan kegagalan larangan itu dalam menghentikan penurunan cadangan devisa.
Pemerintah Nepal juga berada di bawah tekanan untuk meningkatkan pendapatannya mengingat larangan itu juga berarti berkurangnya cukai.
Menurut Departemen Bea Cukai Nepal, total impor negara tersebut selama empat bulan pertama tahun fiskal 2022-2023 saat ini, yang dimulai pada pertengahan Juli, turun 18 persen ke angka 532,69 miliar rupee Nepal.
*1 rupee Nepal = 118,12 rupiah
Laporan: Redaksi