KTT China-ASEAN ke-26 juga menyambut baik penandatanganan perjanjian kerja sama teknis China-ASEAN dan mengumumkan tahun 2024 sebagai tahun pertukaran antarmasyarakat China-ASEAN.
Jakarta (Xinhua) – Perdana Menteri (PM) China Li Qiang pada Rabu (6/9) mengatakan bahwa dalam 10 tahun terakhir, China dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) telah berhasil merintis jalan yang benar menuju hubungan bertetangga dan persahabatan yang baik dan berjangka panjang, serta pembangunan dan kesejahteraan bersama di saat dunia mengalami perubahan besar yang belum pernah terjadi dalam satu abad.
Pernyataan itu disampaikan Li saat berpidato di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) China-ASEAN ke-26.
Pada 2013 di Indonesia, Presiden China Xi Jinping mengusulkan untuk mengembangkan komunitas China-ASEAN yang lebih erat dengan masa depan bersama, kata Li, seraya menambahkan bahwa dalam satu dekade terakhir, China dan ASEAN telah memperlakukan satu sama lain dengan tulus, saling menjaga, menjalin kerja sama yang saling menguntungkan, saling berkoordinasi dan mengakomodasi, serta berjalan berdampingan agar kedua pihak dapat sama-sama menjadi lebih baik.
Li menyampaikan usulan dengan empat poin untuk membangun komunitas China-ASEAN yang lebih erat dengan masa depan bersama. Poin pertama adalah China dan ASEAN harus bekerja sama untuk membangun pusat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan interkonektivitas, dan memperdalam kerja sama dalam rantai pasokan dan industri.
Kedua pihak juga harus bersama-sama mendorong kerja sama di industri-industri baru, dan memperkuat kolaborasi di bidang-bidang seperti kendaraan energi baru, fotovoltaik, dan kecerdasan buatan (AI), papar Li.
Dia mengatakan bahwa China dan ASEAN perlu bekerja sama untuk menjaga perdamaian dan ketenteraman kawasan, secara aktif memajukan konsultasi mengenai teks Kode Etik di Laut China Selatan, dan bekerja sama dalam memerangi penipuan telekomunikasi dan dunia maya.
Li menambahkan bahwa kedua pihak juga harus bekerja sama dalam memperluas pertukaran antarmasyarakat dan memfasilitasi lebih lanjut kerja sama di bidang budaya, pariwisata, pelatihan, dan pemuda.
Seraya menyebut bahwa China dan ASEAN adalah tetangga, saudara, dan mitra yang baik dan tidak dapat dipisahkan, Li mengatakan China siap bekerja sama dengan negara-negara ASEAN untuk tetap setia pada aspirasi awal mereka, yaitu persatuan dan pengembangan diri, menjunjung tinggi semangat kerja sama yang saling menguntungkan, demi membangun rumah bersama yang damai, tenteram, sejahtera, indah, dan bersahabat.
KTT China-ASEAN ke-26 dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo, dengan Indonesia sebagai pemegang keketuaan ASEAN tahun ini, PM Laos Sonexay Siphandone, Sultan Brunei Haji Hassanal Bolkiah, PM Kamboja Hun Manet, PM Malaysia Anwar Ibrahim, Presiden Filipina Ferdinand Romualdez Marcos, PM Singapura Lee Hsien Loong, PM Vietnam Pham Minh Chinh, Sekretaris Tetap untuk Urusan Luar Negeri Thailand Sarun Charoensuwan, PM Timor-Leste Xanana Gusmao, serta Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn.
Para pemimpin ASEAN yang menghadiri KTT tersebut menyambut hangat kehadiran Li dan memuji hasil kerja sama ASEAN-China.
Mereka mengatakan bahwa kemitraan strategis komprehensif ASEAN dengan China telah membawa manfaat besar bagi masyarakat di kawasan itu serta mendorong perdamaian, pembangunan, dan stabilitas kawasan.
Lebih lanjut, mereka juga mengatakan bahwa negara-negara ASEAN bersedia bekerja sama dengan China untuk semakin meningkatkan rasa saling percaya, memperkuat sinergi dalam Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra, dan memperdalam kerja sama di sejumlah bidang termasuk pertanian, perdagangan, investasi, ekonomi digital, teknologi, pendidikan, dan kebudayaan untuk bersama-sama mengatasi berbagai tantangan global seperti perubahan iklim.
Negara-negara ASEAN menyambut baik kemajuan dalam perumusan Kode Etik di Laut China Selatan, menantikan rampungnya secara tahap awal negosiasi mengenai penyempurnaan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-China, dan bersama-sama menyukseskan ajang China-ASEAN Expo ke-20, kata para pemimpin ASEAN.
Selain itu, negara-negara ASEAN juga bersedia mengambil kesempatan untuk bekerja sama dengan China dan membangun komunitas China-ASEAN dengan masa depan bersama.
Selama penyelenggaraan KTT tersebut, sebuah pernyataan bersama mengenai kerja sama yang saling menguntungkan antara Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra dan Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik (ASEAN Outlook on the Indo-Pacific) dirilis, dan serangkaian dokumen hasil telah diadopsi, termasuk pernyataan bersama tentang memperdalam kerja sama pertanian antara China dan ASEAN, rencana kerja tentang pembangunan pertanian hijau China-ASEAN (2023-2027), inisiatif tentang peningkatan kerja sama e-commerce bilateral, dan inisiatif tentang penerapan bersama program peningkatan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi China-ASEAN.
KTT China-ASEAN ke-26 juga menyambut baik penandatanganan perjanjian kerja sama teknis China-ASEAN dan mengumumkan tahun 2024 sebagai tahun pertukaran antarmasyarakat China-ASEAN.
Laporan: Redaksi