Banner

Korsel ungkapkan kekecewaan terkait persembahan PM Jepang ke Kuil Yasukuni

Seorang anak meletakkan bunga di depan potret para ‘wanita penghibur’ di Seoul, Korea Selatan, pada 14 Agustus 2022. (Xinhua/James Lee)

Kuil Yasukuni memberikan penghormatan kepada 14 penjahat perang dengan dakwaan kejahatan Kelas-A di antara 2,5 juta orang Jepang yang tewas dalam Perang Dunia II.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Korea Selatan pada Senin (15/8) mengungkapkan penyesalan atas tindakan Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida yang mengirimkan persembahan ritual ke Kuil Yasukuni yang memiliki reputasi buruk. Kuil terkenal yang kerap dikaitkan dengan perang itu dipandang sebagai simbol militeristik dan kolonialisme Jepang di masa lalu.

Kementerian Luar Negeri Korsel menyampaikan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya mengungkapkan kekecewaan dan penyesalan mendalam terkait fakta bahwa para pemimpin Jepang kembali mengirim persembahan dan memberikan penghormatan di Kuil Yasukuni, yang mengagungkan perang agresi Jepang dan melambangkan penjahat perang.

Pemerintah Korsel mendesak para pemimpin Jepang untuk tidak menyangkal sejarah serta menunjukkan refleksi yang rendah hati dan penyesalan yang tulus terkait sejarah masa lalu Jepang melalui tindakan nyata.

Banner

Sebelumnya pada hari yang sama, PM Jepang mengirimkan persembahan dalam rangka peringatan 77 tahun menyerahnya Jepang dalam Perang Dunia II dan pembebasan Semenanjung Korea dari pemerintahan kolonial Jepang pada 1910-1945.

Kendati Kishida belum pernah menyambangi kuil kontroversial itu secara langsung sejak mulai menjabat sebagai perdana menteri pada Oktober tahun lalu, beberapa anggota kabinet Jepang memberikan penghormatan di kuil tersebut pada Senin (15/8).

Korsel ungkapkan kekecewaan terkait persembahan PM Jepang ke Kuil Yasukuni
Orang-orang memegang potret para ‘wanita penghibur’ dan testimoni mereka dalam aksi unjuk rasa yang diadakan di Seoul, Korea Selatan, pada 14 Agustus 2022. (Xinhua/James Lee)

Kuil Yasukuni memberikan penghormatan kepada 14 penjahat perang dengan dakwaan kejahatan Kelas-A di antara 2,5 juta orang Jepang yang tewas dalam Perang Dunia II.

Kunjungan dan persembahan ritual yang dikirimkan para pejabat Jepang ke kuil kontroversial itu selalu menuai kecaman dan melukai perasaan Korsel serta negara-negara lainnya yang diperlakukan secara brutal oleh Jepang selama perang.

Sumber: Xinhua

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan