Studi ungkap hubungan ketidakseimbangan tiroid jangka panjang selama kehamilan dengan risiko autisme
Ketidakseimbangan hormon tiroid secara terus-menerus selama kehamilan kemungkinan akan melahirkan anak yang mengidap autisme.
Yerusalem, Wilayah Palestina yang diduduki (Xinhua/Indonesia Window) – Tim peneliti menemukan bahwa wanita yang mengalami ketidakseimbangan hormon tiroid secara terus-menerus selama kehamilan kemungkinan menghadapi risiko lebih tinggi memiliki anak yang mengidap autisme, demikian disampaikan oleh Universitas Ben-Gurion di Negev, Israel, dalam sebuah pernyataan pada Ahad (30/11).
Dalam sebuah studi baru yang diterbitkan dalam The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, tim peneliti memeriksa peran hormon tiroid pada masa kehamilan, yang penting untuk perkembangan otak janin.
Meskipun masalah tiroid selama masa kehamilan sebelumnya telah dikaitkan dengan perkembangan otak atipikal (atypical neurodevelopment), termasuk kemungkinan yang lebih tinggi untuk menderita gangguan spektrum autisme (autism spectrum disorder), penelitian ini memberikan kejelasan baru.
Tim peneliti menemukan bahwa disfungsi tiroid kronis yang stabil dan terkelola dengan baik tidak meningkatkan risiko autisme. Namun, ketidakseimbangan hormon yang persisten selama beberapa trimester berkaitan dengan peningkatan risiko.
Mereka menekankan pentingnya pemantauan secara teratur dan penyesuaian pengobatan tepat waktu untuk menjaga level tiroid tetap dalam kisaran normal selama masa kehamilan.
Studi tersebut menggunakan data dari 51.000 lebih kelahiran, mengungkap tren dosis-respons. Menurut studi ini, semakin lama ketidakseimbangan tiroid berlanjut di setiap trimester, semakin besar pula risiko autisme pada anak yang dikandung.
Laporan: Redaksi

.jpg)








