Kerja sama bilateral menjadi salah satu pembahasan dalam pertemuan antara Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Perdana Menteri (PM) Papua Nugini (PNG) James Marape.
Jakarta (Indonesia Window) – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri (PM) Papua Nugini (PNG) James Marape di APEC Haus, pada Rabu (5/7), membahas peningkatan kerja sama bilateral di berbagai bidang.
Indonesia berkomitmen untuk terus meningkatkan kerja sama bilateral dengan negara Pasifik, termasuk Papua Nugini (PNG), kata Jokowi dalam keterangan pers usai pertemuan tersebut.
Presiden mengatakan, Indonesia dan PNG telah sepakat menyusun peta jalan kerja sama pembangunan untuk lima tahun mendatang.
“Indonesia juga akan segera mulai renovasi fasilitas Rumah Sakit Port Moresby, pembangunan Posko damkar, pengelolaan sampah di Vanimo, pembangunan sekolah di Wutung, dan peningkatan beasiswa pelajar PNG,” ujar presiden.
Presiden Jokowi dan PM Marape juga membahas peningkatan kerja sama di bidang ekonomi antara Indonesia dan PNG.
Menurut presiden, perdagangan Indonesia-PNG pada tahun 2022 meningkat tajam hingga mencapai 307 juta dolar AS.
“Ini perlu terus ditingkatkan dengan mendorong kelanjutan pembahasan PTA (preferential trade agreement), pembentukan Business Council, kunjungan misi dagang dan investasi, partisipasi BUMN Indonesia dalam pembangunan jalan raya di PNG,” ungkapnya.
Terkait dengan konektivitas dan perbatasan, kepala negara mengatakan bahwa ia menyambut baik sejumlah kebijakan dan pembukaan aktivitas di perbatasan, mulai dari pembukaan rute pelayaran PNG Express, pembukaan rute terbang Denpasar-Port Moresby, ratifikasi Basic Agreement on Border Arrangement, hingga pembukaan kembali pos lintas Skouw-Wutung.
Presiden Jokowi dan PM Marape juga membahas kerja sama Indo-Pasifik. Jokowi menyampaikan komitmen untuk meningkatkan engagement Indonesia dan ASEAN dengan Pasifik.
“Termasuk dengan mengundang wakil Pasifik di East Asia Summit dan penyelenggaraan ASEAN-Indo-Pacific Forum,” ucap presiden.
Saat kunjungan ke PNG, presiden juga menghadiri pertemuan forum bisnis pertama antara Indonesia dan negara di kawasan Pasifik tersebut yang digelar di APEC Haus.
“PNG dan Indonesia masing-masing adalah raksasa ekonomi. PNG di Pasifik dan Indonesia di Asia Tenggara. Bisa dibayangkan jika kedua potensi ini bergabung tentu akan beri dampak sangat besar, bukan hanya bagi rakyat kedua negara, namun juga kawasan,” ungkap presiden.
Selain itu, Presiden Jokowi juga mengatakan bahwa Indonesia akan mendukung Program Connect PNG, salah satunya melalui BUMN konstruksi Indonesia yang telah berpengalaman di beberapa negara.
Presiden menyebut infrastuktur dan konektivitas merupakan syarat utama untuk pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Dalam pertemuan tersebut, presiden juga mengatakan bahwa Indonesia dan PNG memiliki potensi ekonomi yang cukup besar dengan panjang perbatasan kedua negara yang mencapai lebih dari 800 km, dan menurut data yang diterima Pos Skouw, nilai perdagangan kedua negara tercatat lebih dari tiga juta dolar AS pada 2019.
“Ini perlu kita maksimalkan. Kita perlu jadikan titik-titik perbatasan sebagai pusat kegiatan ekonomi baru. Ini akan sangat berdampak tidak hanya untuk masyarakat perbatasan, tapi juga ekonomi kedua negara,” ucap presiden yang yakin bahwa kedekatan Indonesia dan PNG akan semakin kokoh dengan kerja sama ekonomi yang konkret.
Pada kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga menyaksikan penyerahan miniatur pesawat Citilink secara simbolis kepada perwakilan peserta forum bisnis sebagai tanda peluncuran penerbangan perdana maskapai tersebut untuk rute Denpasar – Port Moresby.
Laporan: Redaksi