Jakarta (Indonesia Window) – Bauran kebijakan atau “policy mix” diyakini sebagai strategi dalam menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Pasca krisis keuangan global, tepatnya sejak tahun 2010, Indonesia menerapkan bauran kebijakan alias policy mix yang menggabungkan kebijakan moneter dengan makro prudensial dalam menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pada kuliah umum yang diadakan di Universitas Sydney, Australia pada Kamis (10/10).
Keterangan dari Konsulat Jenderal RI di Sydney yang diterima di Jakarta, Jumat menyebutkan kuliah umum tersebut bertema “Central Bank Policy Mix: A New Paradigm and Indonesia Experience” atau “Bauran Kebijakan Bank Sentral: Paradigma Baru dan Pengalaman Indonesia.
Menurut Perry, kerangka kebijakan yang bersifat terintegrasi tersebut menjadi tren dan diperhatikan oleh bank sentral dari negara lainnya.
Dia menggarisbawahi bahwa penggabungan tersebut baik bagi Indonesia yang menerapkan ekonomi terbuka, guna mengantisipasi ketidakpastian dan risiko akibat sistem keuangan global yang saling terkait.
Melalui kebijakan tersebut, Bank Indonesia berkoordinasi dengan pemerintah untuk menjaga stabilitas makro ekonomi, harga barang, aset, dan pertumbuhan ekonomi, terang Perry.
“Peran Bank Sentral untuk menjaga kestabilan ekonomi melalui kebijakan moneter tidak cukup. Bank Sentral juga perlu berperan dalam menjaga stabilitas keuangan karena ketika krisis terjadi, volatilitas sektor keuangan justru lebih besar,” imbuh Perry.
Materi yang disampaikan oleh Perry bersumber dari buku karangannya bersama Kepala Institut Bank Indonesia, Solikin M. Juhro, yang diluncurkan dalam versi bahasa Inggris pada tahun 2019 dengan judul “Central Bank Policy: Theory and Practice” atau “Kebijakan Bank Sentral” Teori dan Praktik”.
Kuliah umum tersebut dimoderatori oleh Asisten Gubernur untuk Bidang Ekonomi pada Bank Sentral Australia (Reserve Bank of Australia) Dr. Luci Ellis dan dihadiri oleh sekitar 150 orang dari kalangan akademisi dan praktisi keuangan di Sydney.
Profesor Sekolah Ekonomi Universitas Sydney, Mariano Kulish, mengapresiasi kehadiran Perry di Sydney sebagai cerminan kedekatan hubungan bank sentral Indonesia dan Australia.
Konsul Jenderal RI di Sydney Heru Hartanto Subolo dan Konsul Ekonomi KJRI Sydney Silvia Malau turut hadir dalam acara tersebut.
Laporan: Redaksi