Banner

Kearifan masyarakat Baduy bernilai universal dan internasional

Aat Surya Safaat, putera Banten dan wartawan senior nasional. (Aat Surya Safaat/Indonesia Window)

Jakarta (Indonesia Window) – Kearifan lokal suku Baduy, masyarakat asli Banten yang mendiami Kabupaten Lebak, memiliki nilai-nilai universal dan mendapat perhatian istimewa di dunia internasional, kata wartawan senior Aat Surya Safaat dalam acara bedah buku ‘Baduy A Novel’ secara virtual pada Sabtu (30/1).

“Secara internasional ada tiga isu yang tak pernah basi, yaitu isu demokrasi, hak asasi manusia, dan lingkungan hidup. Nah, warga Baduy itu terkenal bijak dalam menjaga lingkungan hidupnya,” kata putera Banten yang pernah menjadi Kepala Biro Kantor Berita ANTARA di New York, AS dan Pemimpin Redaksi Kantor Berita ANTARA itu.

Menurut Aat, Baduy A Novel yang merupakan karya budayawan Uten Sutendy, layak diangkat ke layar lebar.

Novel tersebut bercerita tentang perjuangan masyarakat Baduy dalam mempertahankan nilai-nilai luhur yang dianutnya.

“Sebagai putra Banten, saya mengapresiasi dan mendukung rencana pembuatan film yang akan mengangkat kearifan lokal warga Baduy tersebut,” ujarnya, seraya menegaskan optimismenya bahwa film tentang kiprah masyarakat Baduy itu bukan hanya akan diminati warga Banten, tapi juga menarik perhatian nasional bahkan internasional.

“Itu terutama karena adanya kearifan warga Baduy dalam menjaga lingkungan hidup dan kelestarian alam,” jelas Aat.

Sementara itu menanggapi usulan pembuatan film tentang masyarakat Baduy, Uten Sutendy menyatakan kesiapannya karena telah mendapatkan dukungan dari kalangan perfilman serta sejumlah tokoh masyarakat dan Pemerintah Provinsi Banten.

“Hanya saja rencana pembuatan film dimaksud tentunya belum bisa segera dilaksanakan karena masih adanya pandemik COVID-19,” kata budayawan yang juga dikenal sebagai penulis dan motivator itu.

Pada kesempatan yang sama, penulis skenario Deddy Otara, yang juga pendiri Galeri Omah Otara, menyatakan sependapat dengan Aat Surya Safaat bahwa novel tentang masyarakat Baduy karya Uten Sutendy layak diangkat ke layar lebar.

“Saya kira novel karya Pak Uten ini tidak kalah menarik dibanding novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata yang menjadi best seller dan kemudian diangkat ke layar lebar. Apalagi kedekatan Pak Uten dengan masyarakat Baduy sudah terjalin selama 17 tahun,” katanya.

Baduy A Novel bercerita tentang perjuangan warga Baduy yang mempertahankan tanah leluhur dan nilai-nilai luhur yang dianutnya dari berbagai gangguan pihak luar yang hendak mengeksploitasi sumber daya alam di dalamnya.

Bedah novel budaya tersebut diikuti peserta dari dalam dan luar negeri, antara lain Tangerang, Jakarta, Semarang, Malang, Batam, dan Frankfurt Jerman.

Mereka merupakan budayawan, seniman, penulis, akademisi, dan pejabat pemerintah.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan