Kematian akibat minuman beralkohol bisa terjadi karena gagal hati atau pankreas yang disebabkan oleh alkohol, keracunan alkohol, sindrom putus alkohol (withdrawal), dan penyakit tertentu lainnya.
New York City, AS (Xinhua) – Kasus kematian yang dapat langsung dikaitkan dengan minuman beralkohol naik hampir 30 persen di Amerika Serikat (AS) pada tahun pertama pandemik COVID-19, menurut laporan media AS, mengutip data terbaru dari pemerintah.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) AS mengatakan jumlah keseluruhan dari kasus kematian tersebut meningkat pada 2020 dan 2021, demikian dilansir The Associated Press pada Jumat (4/11).
Dua laporan dari CDC pekan lalu memberikan detail lebih lanjut tentang kelompok masyarakat yang memiliki tingkat kematian akibat minuman beralkohol tertinggi dan negara bagian yang melaporkan angka kematian tertinggi.
Sebuah laporan yang dirilis pada Jumat berfokus pada lebih dari sepuluh jenis kematian “yang dipicu oleh minuman beralkohol” yang sepenuhnya disebabkan oleh kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol. Contoh-contoh kasus tersebut meliputi gagal hati atau pankreas yang disebabkan oleh alkohol, keracunan alkohol, sindrom putus alkohol (withdrawal), dan penyakit tertentu lainnya. Terdapat lebih dari 52.000 kematian semacam itu tahun lalu, naik dari 39.000 pada 2019.
“Jumlah kasus kematian semacam itu telah meningkat dalam dua dekade terakhir sebelum pandemi, sebesar 7 persen atau kurang setiap tahunnya,” menurut laporan Associated Press.
Pada 2020, angka tersebut naik 26 persen menjadi sekitar 13 kematian per 100.000 warga Amerika, angka tertinggi yang tercatat dalam sedikitnya 40 tahun terakhir, imbuh laporan tersebut.
Laporan: Redaksi