Banner

Jakarta (Indonesia Window) – Kapasitas pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) di Tanah Air hingga pertengahan tahun 2021 bertambah sebesar 217 megawatt (MW).

“Tambahan ini masuk ke dalam sistem jaringan (on grid) PLN,” kata Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana dalam webinar yang diselenggarakan oleh Institute for Essential Service Reform (IESR) pada Kamis (19/8).

Namun demikian, menurutnya, untuk mencapai target bauran EBT 23 persen, upaya yang harus dikerahkan harus empat sampai lima kali lipat dari apa yang telah dikerjakan sejauh ini, sehingga di tahun 2025 target ini bisa tercapai.

Total tambahan 217 MW tersebut diperoleh dari PLT Air Malea (90 MW), 9 unit PLT Minihidro (56 MW), PLTS Atap (13 MW), PLTP Sorik Marapi Unit 2 (45 MW), dan PLT Bioenergi (12,5 MW).

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, penambahan kapasitas pembangkit EBT tercatat sebesar 1.478 MW dengan kenaikan rata-rata sebesar 4 persen per tahun.

Dadan mengatakan, salah satu faktor pendorong pertumbuhan pembangkit EBT adalah energi surya karena besarnya potensi tersebut yang mencapai 207,8 gigawatt, namun baru dimanfaatkan sekitar 0,1 persen.

“Oleh karena itu, pemerintah terus mendorong pemanfaatan PLTS, salah satunya melalui PLTS Atap,” tuturnya.

Dia menambahkan, pemerintah telah memfinalisasi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) 2021-2030, yang memperbesar porsi EBT menjadi 51,6 persen.

“Mudah-mudahan segera disahkan,” kata Dadan.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan